Notification

×

iklan dekstop

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Tradisi Melawat Sebagai Bentuk Prulatas Masyarakat Simeulue

Rabu, 21 Desember 2022 | Desember 21, 2022 WIB Last Updated 2022-12-21T01:16:27Z


Penulis : Alfaiq Shiddiq Zikir Mahasiswa Kesejahteraan Sosial Uin Ar-Ranniry

Kabupaten Simeulue adalah salah satu daerah di Aceh, Indonesia. Terletak sekitar 150 km dari pantai barat Aceh, Kabupaten Simeulue berlabuh kokoh di Samudera Indonesia. Kabupaten Simeulue telah menjadi Kabupaten Aceh Barat sejak tahun 1999 dengan harapan dapat lebih memajukan pembangunan di daerah tersebut.

Ibukota Kabupaten Simeulue adalah Sinabang, yang dalam dialek daerahnya adalah Si navang yang berasal dari legenda Navang. Navang adalah profesi pembuat garam kuno di daerah Babang (pintu masuk Teluk Sinabang. Sebelumnya, Navang membuat garam dengan menangkap air laut dari pintu masuk pantai Babang dan mengeringkannya untuk membuat garam. sekitar Ujung Panarusan di Lugu Jika orang membutuhkan garam, mereka pergi ke Navang, yang secara bertahap mengubah konsonan "V" Navang menjadi Nabang. Sedangkan Sibigo, ibu kota kecamatan Simeulue Barat, berasal dari kalimat CV dan Co. Karena zaman penjajahan, Sibigo merupakan markas perusahaan yang mengolah kayu Rasak kayu yang sangat keras setara kayu jati yang dikirim ke Belanda melalui jalur laut.

Sejarah Melawat
Sebelum Islam masuk ke pulau Simeulue, penduduk pulau ini hidup dalam bentuk beberapa aliansi yang dipimpin oleh para pemimpin suku. daerah berpenduduk, disebut bano (tempat), yaitu bano teupah, bano simulul, bano alang, bano sigulai, dan mandi rahang. Setiap kepala suku memiliki otonominya sendiri, dan tidak ada yang seperti itu memiliki hubungan dengan pemerintah dan beroperasi secara mandiri.

Tradisi melawat timbuk dari pentingnya menjaga silaturahmi antara masing masing individu, kelompok dengan kelompok, dan individu dengan kelompok. Adapun tradisi melawat sudah ada sejak jauh sebelum masyarakat Simeulue berdiri, namun jauh sebelum orang lebih mengenal istilah manjalang Tentu saja, orang melakukan Manjalang setelah sholat Idul Fitri dan hanya sedikit yang melakukannya.

Adapun manjalang lebih dari keluarga besar atau acara keluarga dekat Manjalang bisa dibuat dalam satu malam atau dalam satu hari. Selain syarat dan ketentuan Manjalang, masyarakat juga lebih mengenal istilah tamu lapangan, dimana tamu lapangan ini.Caranya sama seperti bertamu, bedanya tamu lapangan dan tamu adalah tamu Kunjungan lapangan dilakukan dari pagi hingga sore hari, sedangkan kunjungan dilakukan dari pagi hingga pagi Artinya, kunjungan ini dilakukan dengan bermalam. Sedangkan untuk kapan pertama kali tradisi melawat ini kapan terciptanya namun Menurut masyarakat Simeulue mereka tidak tahu persis kapan tradisi itu dimulai dan berkembang, tetapi dapat dikatakan bahwa Konon tradisi melawat ini sudah ada sejak zaman nenek moyang kita.

Tradisi melawat mengalami perkembangan sebagai suatu tradisi di masyarakat Simeulue. Sejak tahun 1987,dimana masyarakat Simeulue terutama laki-laki mulai melakukan melawat ke Aceh Selatan pada masa itu adapun beberapa perbedaan antara melawat dulu dan sekarang ialah Melawat dulu hanya dilakukan laki-laki diatas umur 17 tahun sedangkan melawat sekarang banyak dilakukan oleh laki-laki dan kaum perempuan serta dari anak-anak hingga yang sudah berumur.

Mengenai sejarah melawat masyarakat Simeulue banyak berpendapat tentang arti dari melawat itu sendiri dan bagaimana melawat dalam masyarakat. Sebagian masyarakat berpendapat bahwa melawat merupakan cara masyarakat untuk menjaga silaturrahmi agar tetap dalam ikatan pertemanan, persahabatan, persaudaraan, kekeluargaan dan masyarakat, karna Simeulue merupakan masyarakat yang plural maka dengan ada nya tradisi melawat ini sebagai bentuk menjaga pluralitas masyarakat Simeulue dalam bentuk tradisi melawat sebagai bentuk masyarakat untuk tetap menjaga kerukunan dan keharmonis tanpa adanya konflik antara individu dengan individu, kelompok dengan kelompok dan individu dengan kelompok.

Sesuai dengan perkembangan zaman, melawat juga terus berkembang hingga saat ini bahkan sebagian besar masyarakat Simeulue menganggap tradisi melawat merupakan hal yang wajib dilakukan minimal satu kali dalam setahun atau dua kali dalam setahun.

Tujuan Dan Manfaat Melawat Dalam Menjaga Prularitas Masyarakat Simeulue
Budaya merupakan hasil dari cipta rasa dan karsa manusia. Dan memilikinya nilai manfaat dalam memenuhi kebutuhan hidup, baik kebutuhan jasmani maupun kebutuhan rohani. Salah satu yang dilakukan masyarakat Simeulue ialah dengan tradisi melawat. Dimana tradisi melawat ini ialah sebagai bentuk dalam menjaga ikatan silaturahmi antar tempat atau bahasa Simeulue nya (bano).

Dalam prosesi melawat itu sendiri yakni harus ada setidaknya dua kelompok masyarakat dimana 1 kelompok masyarakat menjadi tuan rumah dan satu kelompok lagi sebagai tuan rumah. Nah dalam kegiatan Melawat ini nantinya terdapat berbagai acara yang nntinya dilakukan bersama sama semperti makan bersama dan menampilkan seni tradisi dari masing-masing tempat yakni tuan rumah dan tamu. Tidak hanya di bidang seni saja namun terdapat juga Dalam kegiatan olaraga terutama bola kaki dan bola voli yang dimainkan baik laki-laki maupun perempuan.

Jadi dari prosesi dan kegiatan yang dilakukannya dalam tradisi melawat ini mendapat banyak manfaat bagik itu bagi tuan rumah maupun bagi tamu itu sendiri.

Manfaat bagi pendatang manfaat melawat bagi pendatang atau tamu, selain mempererat tali silaturrahmi tradisi melawat ini juga dapat menambah pengalaman baik dibidang sosial, politik, ekonomi, budaya dan kebiasaan hidup masyarakat Tamu serta dapat mengetahui pantang larang atau hal-hal yang di anggap tabu oleh masyarakat lain yang menjadi tuan rumah serta mengetahui karakter seseorang yang belum perna kita kenal. Disisi lain manfaat melawat bagi masyarakat adalah bisa mendatangi tempat yang belum perna di kunjungi.

Manfaat melawat bagi tuan rumah Sedangkan manfaat bagi tuan rumah adalah sama seperti Tamu tadi namun dengan menjadi tuan rumah kekurangan dan kelemahan dalam organisasi dapat kita ketahui, kelalaian, kekompakan dan tanggung jawab sebagai tuan rumah untuk memberi yang terbaik terhadap tamu melawat dapat kita ketahui dan bisa memperbaiki.

Dengan demikian manfaat melawat bagi kedua mempererat tali silaturrahmi, memperbanyak saudara dan mampu berinteraksi serta beradaptasi antara tuan rumah dan pendatang. Maka secara keseluruhan disini lah nilai Prularitas masyarakat simuulue dengan mengadakan acara Melawat ini maka akan terjaga pluralitas masyarakat dan terhindar dari konfil antar suku mau pun antar kelompok masyarakat.