Penulis
Siti Sabila Azzakia
Mahasiswa Jurusan Kesejahtraan Sosial Fakultas Dakwah Dan Komunikasi, UIN Ar-Raniry Banda Aceh
Pada masyarakat Aceh, masih terdapat cukup banyak tradisi yang sampai sekarang masih diwariskan dari nenek-nenek moyang terdahulu. Adapun salah satu salah satu adat Aceh yang diadaptasi dari adat hindu dan masih dilestarikan hingga sekarang yaitu adat “Peusijuk”.
prosesi adat dalam budaya masyarakat Aceh yang dilakukan pada hampir semua kegiatan adat kebahagiaan, juga kesejahteraan sesuai dengan ajaran agama Islam yang dianut oleh sebagian Peusijuk adalah sebuah dalam kehidupan masyarakat di Aceh. Peusijuk sendiri diisi dengan berdoa diberikan keselamatan, besar masyarakat Aceh.
Adat Peusijuk merupakan adat yang mendapat pengaruh dari agama Hindu dikarenakan dahulu Aceh merupakan tempat persinggahan dan perlintasan negara negara, nah disinilah terjadi hubungan hubungan antara negara luar dengan Aceh. Masuknya pengaruh Hindu ke dalam kebudayaan dan adat istadat Aceh, disebabkan karena pernah terjadi suatu hubungan yang luas antara Aceh dan India pada masa lampau hingga kontak ke adat masyarakat setempat hingga kemudian terpengaruh ke adat istiadat Aceh yang masih dilestarikan hingga sekarang.
Adapun beberapa adat lainnya yang mendapat pengaruh atau unsur dari budaga Hindu yaitu seperti Peusijuk, Turun Tanah, Boh Gaca dan yang lainnya yang dianggap masih bagian dari budaya Hindu. Budaya Hindu yang diadaptasi oleh masyarakat Aceh terdahulu ini kemudian disesuaikan dan diatur menurut ajaran agama islam. Seperti misalnya membaca Bismillah diawal, dan membaca doa doa yang terdapat pada Al-Quran.
Adat peusijuk merupakan salah satu adat yang paling dekat dengan masyarakat Aceh, masyarakat menggunakan adat peusijuk ini diberbagai upacara, seperti upacara pernikahan,sunat rasul, tanam padi, naik haji, peletakan batu pertama, hingga kendaraan baru.
Salah satunya universitas islam negri Ar-Raniry yang tepatnya berada di Banda Aceh juga melestarikan adat peusijuk atau dikenal pada kalangan mahasiswa Uin yaitu “Peusijuk Adoe” ini dilakukan pada mahasiswa dan mahasiswi uin yang baru bergabung menjadi keluarga besar UIN Ar-Raniry.
Sedangkan yang harus dipersiapkan dalam melakukan Peusijuk yaitu sebagai berikut :
Dalong
Dalong merupakan wadah yang isinya ada bermacam-macam alat peusijuek hingga dipercaya memiliki kebersamaan yang bersatu, kuat yang tidak dapat dipisahkan.
Bu Leukat
Bu Leukat mengandung makna perekat, sehingga jiwa raga yang di peusijuek tetap berada dalam lingkungan keluarga atau kelompok masyarakatnya.
U mirah
U mirah bermakna sebagai pelengkap dalam kehidupan dan memberikan perpaduan yang manis.
Breuh pade
Breuh Pade melambangkan sifat padi itu semakin berisi makin merunduk, maka diharapkan bagi yang di peusijuek supaya tidak sombong bila mendapat keberhasilan dan peranan beras ialah sebagai makanan pokok masyarakat.
Teupong Taweu
Teupong Taweu disini dalam penataannya digabungkan dengan air guna mendinginkan dan membersihkan yang di peusijuek supaya tidak akan terjadi hal-hal yang di larang oleh agama, berharap yang di peusijuek memiliki hati dan jiwa yang putih bersih seperti tepung dan suci seperti air.
On sisikuk, manek manoe, naleueng sambo
3 kesatuan ini diikat kemudian guna bisa dicelupkan ke teupong taweu yang kemudian dipercikkan kembali ke orang ataupun sesuatu yang dipeusijuk
• Glok
• Sangé
Giok gunanya sebagai tempat diisinya tepung tawar yang sudah dicampur dengan air sedangkan yang satu lagi digunakan sebagai tempat mengisi beras dan padi. Maknanya adalah jika yang di peusijuek tersebut melakukan aktivitas sebaiknya hasil yang didapatkan disimpan dengan sebaik-baiknya.
Sangeé berfungsi untuk menutup perlengkapan alat-alat teupong taweu yang maknanya untuk mengharapkan perlindungan supaya yang di peusijuek mendapat lindungan dari Allah Swt.
Itulah gambaran serta penjelasan singkat mengenai salah satu adat masyarakat Aceh yang mana masih sangat banyak adat istiadat lain didalamnya yang tentunya kita sebagai penerus bangsa mempunyai tugas untuk terus membudayakan dan bangga akan adat istiadat dari nenek moyang kita bersama.
prosesi adat dalam budaya masyarakat Aceh yang dilakukan pada hampir semua kegiatan adat kebahagiaan, juga kesejahteraan sesuai dengan ajaran agama Islam yang dianut oleh sebagian Peusijuk adalah sebuah dalam kehidupan masyarakat di Aceh. Peusijuk sendiri diisi dengan berdoa diberikan keselamatan, besar masyarakat Aceh.
Adat Peusijuk merupakan adat yang mendapat pengaruh dari agama Hindu dikarenakan dahulu Aceh merupakan tempat persinggahan dan perlintasan negara negara, nah disinilah terjadi hubungan hubungan antara negara luar dengan Aceh. Masuknya pengaruh Hindu ke dalam kebudayaan dan adat istadat Aceh, disebabkan karena pernah terjadi suatu hubungan yang luas antara Aceh dan India pada masa lampau hingga kontak ke adat masyarakat setempat hingga kemudian terpengaruh ke adat istiadat Aceh yang masih dilestarikan hingga sekarang.
Adapun beberapa adat lainnya yang mendapat pengaruh atau unsur dari budaga Hindu yaitu seperti Peusijuk, Turun Tanah, Boh Gaca dan yang lainnya yang dianggap masih bagian dari budaya Hindu. Budaya Hindu yang diadaptasi oleh masyarakat Aceh terdahulu ini kemudian disesuaikan dan diatur menurut ajaran agama islam. Seperti misalnya membaca Bismillah diawal, dan membaca doa doa yang terdapat pada Al-Quran.
Adat peusijuk merupakan salah satu adat yang paling dekat dengan masyarakat Aceh, masyarakat menggunakan adat peusijuk ini diberbagai upacara, seperti upacara pernikahan,sunat rasul, tanam padi, naik haji, peletakan batu pertama, hingga kendaraan baru.
Salah satunya universitas islam negri Ar-Raniry yang tepatnya berada di Banda Aceh juga melestarikan adat peusijuk atau dikenal pada kalangan mahasiswa Uin yaitu “Peusijuk Adoe” ini dilakukan pada mahasiswa dan mahasiswi uin yang baru bergabung menjadi keluarga besar UIN Ar-Raniry.
Sedangkan yang harus dipersiapkan dalam melakukan Peusijuk yaitu sebagai berikut :
Dalong
Dalong merupakan wadah yang isinya ada bermacam-macam alat peusijuek hingga dipercaya memiliki kebersamaan yang bersatu, kuat yang tidak dapat dipisahkan.
Bu Leukat
Bu Leukat mengandung makna perekat, sehingga jiwa raga yang di peusijuek tetap berada dalam lingkungan keluarga atau kelompok masyarakatnya.
U mirah
U mirah bermakna sebagai pelengkap dalam kehidupan dan memberikan perpaduan yang manis.
Breuh pade
Breuh Pade melambangkan sifat padi itu semakin berisi makin merunduk, maka diharapkan bagi yang di peusijuek supaya tidak sombong bila mendapat keberhasilan dan peranan beras ialah sebagai makanan pokok masyarakat.
Teupong Taweu
Teupong Taweu disini dalam penataannya digabungkan dengan air guna mendinginkan dan membersihkan yang di peusijuek supaya tidak akan terjadi hal-hal yang di larang oleh agama, berharap yang di peusijuek memiliki hati dan jiwa yang putih bersih seperti tepung dan suci seperti air.
On sisikuk, manek manoe, naleueng sambo
3 kesatuan ini diikat kemudian guna bisa dicelupkan ke teupong taweu yang kemudian dipercikkan kembali ke orang ataupun sesuatu yang dipeusijuk
• Glok
• Sangé
Giok gunanya sebagai tempat diisinya tepung tawar yang sudah dicampur dengan air sedangkan yang satu lagi digunakan sebagai tempat mengisi beras dan padi. Maknanya adalah jika yang di peusijuek tersebut melakukan aktivitas sebaiknya hasil yang didapatkan disimpan dengan sebaik-baiknya.
Sangeé berfungsi untuk menutup perlengkapan alat-alat teupong taweu yang maknanya untuk mengharapkan perlindungan supaya yang di peusijuek mendapat lindungan dari Allah Swt.
Itulah gambaran serta penjelasan singkat mengenai salah satu adat masyarakat Aceh yang mana masih sangat banyak adat istiadat lain didalamnya yang tentunya kita sebagai penerus bangsa mempunyai tugas untuk terus membudayakan dan bangga akan adat istiadat dari nenek moyang kita bersama.