Oleh: Farma Andiansyah
Direktur Sekolah Kita Menulis Kutacane
Tepat pada hari kemarin, Selasa, 11 Oktober 2022 Gubernur Aceh, Achmad Marzuki melantik bapak Drs. Syakir. M.Si sebagai Pj Bupati Aceh Tenggara bersamaan dengan tiga Pj Bupati lainya diantaranya Syaridin porang sebagai Pj Bupati Gayo Lues, Fitriany Sebagai Pj Bupati Nagan Raya, dan Mahdi Effendi sebagai Pj Bupati Aceh Barat. Prosesi sakral dan berejarah tersebut berlangsung di Anjong Mon Mata Kompleks Pendopo Gubernur Aceh.
Pelantikan tersebut menjawab spekulasi dan rasa ingin tau masyarakat Aceh Tenggara selama enam bulan terakhir. Berbagai tanggapan muncul sebelum dan sesudah pelantikan tersebut, sebagian kelompok menerimanya dengan suka cita, adapula kelompok lain yang menerima dengan duka cita, meskipun sebagian besar masyarakat awam menerima begitu saja tanpa tanpa ekpresi apa-apa.
Perasan suka maupun tidak suka dengan hasil keputusan mendagri dalam menetapkan PJ bupati tentu bukan tanpa alasan. Mungkin sebagian kelompok berharap agar Pj Bupati Agara diisi oleh putra-putra terbaik Aceh Tenggara yang mungkin memiliki kapabilitas untuk menjabat sebagai Pj Bupat, dengan alasan penguaasaan wilayah yang lebih baik ketimbang orang luar, walaupun tidak terpungkiri tersisip pula muatan politis mengiringinya. Disilain sebagian pihak yang bersuka cita mungkin dilatar belakangi ketikak percayaan kepada nama tokoh yang muncul dipermukaan atau bahkan kontras dengan tokoh-tokoh tersebut.
Jika kita berbicara terkait untung dan rugi, penunjukan Pj Bupati non putra daerah. Kita harusnya melihat dari berbagai sisi, Kalau kita melihat sisi objektif kita tracking bahwa Pj Bupati Aceh Tenggara yang dilantik merupakan orang birokrat tulen yang memiliki kapasitas dan pengalaman di dunia pemerintahan, baik dari latar belakng pendidikan beliau adalah lulusan STPDN dan Magister Universitas Gajah Mada dan saat ini menjabat sebagai Kepala Biro Pemerintahan Provinsi Aceh. Tentunya kapasitas beliau dalam urusan pemerintahan tidak bisa diragukan. Dengan penunjukan beliau sebagai PJ Bupati Aceh Tenggara semoga akan menjadi berkah memperbaiki sistem dan tatanan pemerintahan di Aceh Tenggara kedepan.
Kalau dari kacamata politis, penunjukan Syakir menjadi Pj tentu merubah konstalasi politik lokal di Aceh Tenggara, Karena jangankan membayangkan syakir menjadi Pj Bupati, bahkan namanya tidak tercium sebagai kandidat pj diruang publik dan mungkin dari semua faksi politik lokal yang ada di Aceh Tenggara. Maka secara politis semua faksi politik di Agara bisa dikatakan kalah dalam percaturan PJ Bupati agara kali ini, meskipun beberapa hari sebelum pelantikan paska nama Syakir tercium sebagai kandidat kuat berbagai spekulasipun muncul bahwa beliau adalah hasil rekomendasi pihak tertentu Wallahualam.
Perubahan konstalasi politik lokal di Aceh Tenggara Akibat penunjukan PJ Bupati tentu akan berimbas pada kinerja pemerinthan Aceh Tenggara Kedepan. Karena jika memang betul beliau memang murni penunjukan bukan dari rekomendasi dari kelompok tertentu maka jabatan Bupati yang melakat akan dijalankan tanpa beban politik. Jadi beliau akan lebih leluasa dalam menjalankan roda pemerintahan tanpa harus pertimbangan dan interpensi kelompok politik manapun. Meskipun demikian kerjasama antar tiga elemen pemerintahan harus tetap dijalankan baik sesame lembaga Eksekutif, Legislatif maupun Yudikatif guna kesuksesan jalanya pemerintahannya kedepan.
Meskipun tugas utama dari Pejabat Bupati adalah memimpin pelakasanaan urusan pemerintahan dan mempasilitasi penyelenggaraan pemilu namun tidak mengesampingkan tugas tugas pokok kepala daerah lainya seperti yang tertuang dalam Pasal 65 Ayat (2) UU Pemerintah Daerah, meliputi: mengajukan rancangan Perda; menetapkan Perda yang telah mendapat persetujuan bersama DPRD; menetapkan Perkada dan keputusan kepala daerah; mengambil tindakan tertentu dalam keadaan mendesak yang sangat dibutuhkan oleh daerah dan/atau masyarakat; melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.
Selain itu kita berharap Kepemimpinan Pj bupati ini bukan hanya sebatas pergantian pimpinan birokrasi semata, bukan hanya sebatas pertukaran tongkat estapet kepemimpinan semata. Tapi lebih dari itu, kita berharap hadirnya Pj Bupati ini membawa secercah harapan baru yang mengantarkan Agara pada perubahan-perubahan kearah perbaikan. Karena ada 29 ribu (13.41%) lebih masyarakat Aceh Tenggara yang mesih berada dibawah kemiskinan. Karena ada 6733 (5.72%) pengangguran yang butuh lapangan pekerjaan. Ada ribuan petani yang gagal panen karena kelangkaan pupuk dan bibit terbaik, ada ribuan peternak yang mengeluh karena murahnya harga ternaknya. Ada ratusan tukang becak yang mengeluh sepinya penumpang dan kelangkaan BBM. Dan Ada segudang persoalan yang membutuhkan tangan dingin pj bupati untuk menyelesaikannya.
Pekerjaan-pekerjaan tersebut tentu akan teramat sulit jika dikerjakan sendiri oleh PJ BUpati, tentunya PR besar tersebut butuh dukungan dan kerjasama dari semua pihak dan kalangan baik dari dalam maupun dari luar. Baik dari pihak akademisi maupun praktisi,Baik dari tokoh adat, tokoh agama, maupun tokoh politik. Mari kita berikan masukan-masukan yang sehat dan membangun sehingga bisikan kebaikan itu akan mendominasi dan menepis bisikan buruk dapat dihindarkan.