BerawangNews.com, Redelong - Pemerintah Kabupaten Bener Meriah mendukung penuh program yang Katahati Institute dengan Canada Fund for Local Initiatives (CFLI) Tahun 2022 tentang Penguatan Kepemimpinan Perempuan Dalam Rantai Pasok Produk Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) untuk ekonomi berkelanjutan.
Hal tersebut disampaikan Penjabat Bupati Drs. Haili Yoga, M.Si saat berlangsuingnya audiensi dengan pihak Katahati Institute yang berlangsung di Pendopo Bupati, Simpang Tiga, Redelong, Selasa (20/09/2022)
Dia juga mengucapkan terimakasih kepada Katahati Institute dan CFLI telah membantu mendampingi kelompok perempuan di Kecamatan Syiah Utama yang telah membentuk kelompok perempuan yang paham dengan cara meningkatkan ekonomi dan manfaatnya akan dirasakan adalah akan meningkatkan produktifitas masyarakat di Samar Kilang.
Pj. Bupati Drs. Haili Yoga, M.Si berharap kelompok perempuan dapat menjadi contoh kepada masyarakat di daerah lain di wilayah Kabupaten Bener Meriah dalam memberdayakan masyarakat.
Lanjutnya lagi kelompok perempuan tersebut dapat menjadi pelopor bagi daerah-daerah lain dalam memberdayakan masyarakat.
Sementara itu, Raihal Fajri selaku coordinator Projek Katahati Institute menyampaikan, pemanfaatan hasil bukan kayu di Indonesia sangat minim khusunya provinsi Aceh, dimana pemilihan pemanfaatan hasil hutan kayu lebih mudah dimanfaatkan karena dianggap tidak rumit dan bisa dilakukan secara mudah baik dalam pengambilan dan pengelolaannya. Katanya lagi, pengembangan dari HHBK merupakan salah satu produksi yang ramah akan lingkungan dan mempunyai nilai ekonomis yang menjanjikan bagi masyarakat disekitar kawasan hutan, namun hal tersebut ucapnya, harus didukung dari berbagai pihak untuk menambah dan meningkatkan pengembangan dari SDM-nya serta sumberdaya bahan produksinya yang diharapkan dari hasil pengembangan dan pemanfaatan hasil HHBK bisa merubah pola piker dan perilaku dari masyarakat untuk lebih bisa menjaga dan merawat hutannya.
Lebih jauh disampaikannya, Samar Kilang merupakan salah satu daerah yang sangat kaya akan hasil hutan bukan kayunya, dikarenakan letak geografis Samar Kilang berada langsung di dalam kawasan ekosistem Leuser, yang memiliki luas hutan tropis terbesar di Provinsi Aceh, serta memiliki tingkat keanekaragaman yang tinggi dari segi tumbuhnya yang bisa dimanfaatkan bernilai ekonomi dan bisa meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat Samar Kilang yang tinggal di pinggir hutan Kawasan Ekonomi Leuser (KEK)
Lebih jauh dikatakannya, tujuan audiensi saat itu mengidentifikasi desa-desa berpotensi dalam pengembangan hasil hutan bukan kayu untuk dijadikan pasar atau penyedia bahan baku yang dilakukan dengan pendampingan di wilayah Kabupaten Bener Meriah. Hasil teridentifikasinya dua (2) desa potensi untuk pengembangan hasil hutan bukan kayu di Kabupaten Bener Meriah.
Adapun Dinas yang mendukung untuk menindaklanjuti agenda ini adalah, Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Perdagangan, DPMK, dan Dekranasda Bener Meriah.
(Juan)
Sementara itu, Raihal Fajri selaku coordinator Projek Katahati Institute menyampaikan, pemanfaatan hasil bukan kayu di Indonesia sangat minim khusunya provinsi Aceh, dimana pemilihan pemanfaatan hasil hutan kayu lebih mudah dimanfaatkan karena dianggap tidak rumit dan bisa dilakukan secara mudah baik dalam pengambilan dan pengelolaannya. Katanya lagi, pengembangan dari HHBK merupakan salah satu produksi yang ramah akan lingkungan dan mempunyai nilai ekonomis yang menjanjikan bagi masyarakat disekitar kawasan hutan, namun hal tersebut ucapnya, harus didukung dari berbagai pihak untuk menambah dan meningkatkan pengembangan dari SDM-nya serta sumberdaya bahan produksinya yang diharapkan dari hasil pengembangan dan pemanfaatan hasil HHBK bisa merubah pola piker dan perilaku dari masyarakat untuk lebih bisa menjaga dan merawat hutannya.
Lebih jauh disampaikannya, Samar Kilang merupakan salah satu daerah yang sangat kaya akan hasil hutan bukan kayunya, dikarenakan letak geografis Samar Kilang berada langsung di dalam kawasan ekosistem Leuser, yang memiliki luas hutan tropis terbesar di Provinsi Aceh, serta memiliki tingkat keanekaragaman yang tinggi dari segi tumbuhnya yang bisa dimanfaatkan bernilai ekonomi dan bisa meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat Samar Kilang yang tinggal di pinggir hutan Kawasan Ekonomi Leuser (KEK)
Lebih jauh dikatakannya, tujuan audiensi saat itu mengidentifikasi desa-desa berpotensi dalam pengembangan hasil hutan bukan kayu untuk dijadikan pasar atau penyedia bahan baku yang dilakukan dengan pendampingan di wilayah Kabupaten Bener Meriah. Hasil teridentifikasinya dua (2) desa potensi untuk pengembangan hasil hutan bukan kayu di Kabupaten Bener Meriah.
Adapun Dinas yang mendukung untuk menindaklanjuti agenda ini adalah, Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Perdagangan, DPMK, dan Dekranasda Bener Meriah.
(Juan)