Oleh : Arif Zakiyul mubarak
Departemen pengembangan minat dan bakat HMI Komisariat Ushuluddin
Kader adalah tunas muda bagi sebuah organisasi. Karena lika liku organisasi itu diwarnai dengan perjuangan kader, terus berproses merupakan langkah utama bagi kader untuk membangun komisariat, dapat kita tarik kesimpulan kader adalah pemain utama dalam melangsungkan perjuangan organisasi, dan tanpa pengkaderan organisasi tersebut tidak akan lagi hidup dalam bingkai perjuangan, Terutama HMI.
Sebagaimana yang kita ketahui, bahwa HMI sudah lama berdiri sejak 2 tahun indonesia merdeka dengan membawa dasar perjuangan Nasionalisme-islamisme. Namun, dewasa ini menurut riset perkembangan kader, baik itu dalam segi minat dan bakat kader sudah mulai tidak mengasah hal apa yang telah di anugrahkan tuhan itu. inilah yang patut kita jaga agar kemajuan minat dan bakat kader tidak merosot sehingga terjadinya kekurang SDM dalam komisariat.
Tidak hanya sampai di situ pandangan HMI dalam membantu perjuangan kemerdekaan Indonesia tidak lah mudah. Karena, perlawanan saat itu adalah PKI, oleh karena demikian, Dalam menangkal pemikiran komunisme yang di bawa PKI, HMI berusaha membawa kader untuk berfikir kritis, bukankah ini yang kita pelajari selama forum LK 1, akankah kader hari ini setelah menyelesaikan basic tersebut hanya berfikir bahwa HMI hanya sekedar forum basic ?.
Berarti HMI bukan berlandaskan perjuangan tetapi cuman pelatihan biasa yang kita dapati pada forum lainnya. Jikalau kita memutar mesin waktu untuk kembali pada masa Dinasti Abbasiyah, bukankah suatu kemajuan pada masa itu di dasari dengan ahli pemikir yang handal ?, yang mana mereka terus mengembangkan penelitian dan bakat mereka serta berfiir kritis dalam menanggapi tiap tantangan baik itu tantangan dalam belajar, berdiskusi, membangun, dan lain-lain.
Lalu apa bedanya HMI dengan organisasi lainnya ?, jikalau HMI membawa nama islam, sungguh banyak organisasi lain yang serupa dengan HMI. Nah, untuk memulai merehabilitasi kader oleh penulis mengajak pembaca untuk terus berproses dalam bidang minat dan bakat masing-masing dengan tujuan mengembangkan jati diri, dan membangun komisariat tercinta dengan mulai membuat tekad serta tujuan terus untuk memberdayakan organisasi ini. Karena negeri kita bukan miskin. yang miskin hanyalah pemahaman dan minat seorang kader dalam membangun dirinya. Maka, oleh komisariat ini harus memberikan peluang bagi tiap kader untuk berproses, jikalaulah kader sudah mau terus membangun maka komisariat adalah titik utama dalam topik permasalahannya.
HMI bukan sekedar nama, dan kata “islam” bukan hanya sekedar sebutan saja. Tetapi kita nampakkan jiwa kritis kita dalam konsep iman dan amal. Dan juga apa yang kita dapati pada HMI bukan hanya sekedar teori, tetapi fakta yang reality.