Notification

×

iklan dekstop

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Mahasiswa Fisip USU Membuat Kegiatan Belajar Gratis Di Lingkungan Kelurahan Rambung Kota Tebing Tinggi

Selasa, 21 Desember 2021 | Desember 21, 2021 WIB Last Updated 2021-12-21T12:27:01Z



Salah satu kegiatan atau program yang telah saya lakukan hingga saat ini adalah membentuk sebuah kelompok anak, khususnya untuk kegiatan belajar bersama – sama yang rata – rata berjenjang usia mulai dari SD hingga SMP. Berlangsungnya kasus covid 19 sampai dengan saat ini, membuat pemerintah semakin memperketat pengawasan dan aturan protokol kesehatan. Salah satunya adalah dengan melaksanakan Vaksinasi. Belakangan ini, kegiatan belajar tatap muka sudah mulai berjalan. Namun demikian, tetap saja salah satu syarat sekolah tatap muka adalah memiliki surat atau sertifikat vaksin. Berbeda dari sekolah biasanya, saat ini proses belajar tatap muka dilaksanakan dalam beberapa gelombang. Sehingga dalam satu kelas hanya setengah dari jumlah murid seluruhnya. Hal inilah yang membuat beberapa adik – adik dikelompok enggan untuk bersekolah kembali. Salah satu cara atau metode saya agar mengetahui alasan adik adik enggan bersekolah tatap muka kembali adalah dengan cara melakukan sharing diskusi.

Saya bernama Lia Holidina Hasibuan (Nim : 180902023) yang merupakan Mahasiswa Prgoram Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial (IKS) FISIP USU Untuk membentuk kelompok belajar bersama anak anak disekitar tempat tinggal untuk dijadikan lokasi dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL). Yang beralamat kan di Jln. M. J. Sutoyo Blok 6 Lingkungan VI kompleks PT.KAI Kota Tebing Tinggi. Pelaksanaan praktikum ini berlangsung selama kurang lebih 2 sampai 3 bulan dan dibimbing oleh Supervisor sekolah yaitu bapak Dr. Bengkel Ginting M.Si.

Kegiatan praktikum ini saya lakukan selama kurang lebih 3 bulan. Dimulai dari bulan September sampai dengan bulan November 2021. Dalam pelaksanaan nya, kali ini Praktikum melakukan kegiatan intervensi komunitas dengan tahapan dalam bentuk Mezzo, sebab klien praktikum adalah lebih dari 1 individu (kelompok). Kasus yang saya tangani adalah mengenai ke tidak mau an klien untuk melaksanakan sekolah tatap muka . Disini saya menggunakan metode group seperti atau tahapan intervensi komunitas pekerja sosial pada umum nya, seperti :

Persiapan

Disini saya (praktikan) melakukan tahap yang pertama yaitu dengan cara melakukan pendekatan kepada adik adik dampingan dengan cara sharing diskusi.

Assessment

Kedua adalah assessment, assessment adalah tahap pengidentifikasian masalah yang di alami oleh klien.Pada tahap ini saya menggunakan metode , dimana metode ini menggunakan serangkaian kuesioner sebagai alat untuk pengidentifikasian masalah.

Perencanaan Alternatif program

Disini saya membuat sebuah perencanaan program mengenai kegiatan belajar di luar ruangan (out door) , sebab adik – adik (klien) memiliki sebuah masalah mengenai kebosanan dalam belajar sehingga saya memiliki plan untuk membuat proses belajar di luar ruangan.

Pelaksanaan atau implementasi program

Program ini saya lakukan selama kurang lebih dua bulan, sebab di bulan pertama adalah proses memberikan materi serta pengenalan kepada adik adik mengenai program yang akan saya lakukan.

Tahap evaluasi program

Pada tahap ini dapat membantu pekerja sosial dan klien menentukan seberapa jauh strategi yang dipilih telah diterapkan secara sukses untuk mencapai tujuan. Untuk memberikan feedback, proses dilakukan secara formatif (selama proses) dan summatif (akhir proses) . Dan apabila terdapat kekurangan akan dilakukan perbaikan.

Tahap Terminasi

Pada tahap ini merupakan proses akhir dari metode yang saya lakukan. Saya melihat klien (adik-adik) telah mampu untuk merubah mindset mereka agar mau kembali bersemangat untuk belajar tatap muka di sekolah. Dan saya merasa mereka sudah mulai paham dan mengerti tujuan dari saya melakukan praktik ini , sehingga saya dapat mengakhiri proses praktikum ini .

Menurut Charles Zastrow, Pekerjaan sosial merupakan kegiatan profesional untuk membantu individu-individu, kelompok-kelompok dan masyarakat guna meningkatkan atau memperbaiki kemampuan meraka dalam berfungsi sosial serta menciptakan kondisi masyarakat yang memungkinkan mereka mencapai tujuan.

Selama berkegiatan, saya membuat 1 buah mini projects , tema dalam mini projects saya adalah mengenai lingkungan , yaitu mengubah benda yang tak layak pakai menjadi benda yang memiliki fungsi keindahan, mengurangi jumlah sampah, dan memiliki output yang dapat menghasilkan pemasukan bagi adik – adik . Saya mengambil projects ini , mengingat banyak nya barang barang bekas yang masih layak untuk di jadikan barang yang memiliki nilai ekonomis. Contoh dari barang bekas yang saya dan adik-adik buat adalah, mengubah botol bekas minuman menjadi sebuah celengan yang memiliki fungsi keindahan dan berguna untuk menjadi tempat penyimpanan uang.

Selain melakukan mini projects, saya juga melakukan kegiatan lainnya yaitu penempelan poster terkait bahaya penggunaan narkoba. Saya menjelaskan kepada adik adik maksud dari isi poster yang dibuat , dan saya berharap adik adik (klien) dapat memahami serta menjauhi semua yang berhubungan dengan narkoba dan sejenisnya.

Di pertengahan Desember saya mengakhiri praktikum dengan membuat sebuah acara kecil kecilan sebagai bentuk terima kasih kepada adik – adik.