Notification

×

iklan dekstop

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Nasib Penerus Bangsa di Masa Pandemi Covid 19

Selasa, 01 Juni 2021 | Juni 01, 2021 WIB Last Updated 2021-06-01T00:37:14Z


Oleh : Riski Kuara

Pandemi Covid-19 melanda dunia, termasuk Indonesia. Covid-19 memiliki dampak pada bidang kesehatan, ekonomi, dan Pendidikan. Kondisi kesehatan memburuk, ekonomi melapuk, dan masalah Pendidikan pun menumpuk. Terutama masalah Pendidikan yang membuat agen – agen perubahan negeri ini mendapat ujian yang berat. Siapakah Mereka?, siapa lagi kalo bukan para pelajar.

Pasalnya selama pandemi Covid-19 agen perubahan atau pelajar harus mengikuti kegiatan belajar dari rumah. Terima atau tidak terima, siap tidak siap dalam mendukung progam pemerintah untuk mengatasi Covid-19 kami sebagai pelajar pun menerimanya.

Selama Belajar dari rumah dengan kebiasaan baru ini para pelajar harus terbiasa mengikuti kegiatan belajar mengajar lewat virtual dan media online lainnya. Ketika sekolah - sekolah diliburkan baik Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), bahkan setingkat Universitas pun diliburkan oleh pemerintah untuk mencegah penularan virus Covid-19.

Tetapi, Kebijakan itu tidak bisa di terima oleh pelajar – pelajar di daerah terpencil negeri ini, baik karena keterbatasan jaringan maupun kondisi ekonomi yang lemah. Karena rata – rata mata pencaharian penduduk di daerah terpencil atau desa merupakan mayoritas petani dan pedagang.

Selama Belajar di sekolah pelajar hanya bermodalkan buku tulis, pulpen, pensil, dan lain – lain. Berbeda dengan belajar di rumah para pelajar di tuntut harus memiliki akses internet baik, yang digunakan melalui smartphone, gawai, laptop, komputer dan perangkat mendukung lainnya.

Tentu bagi pelajar di daerah terpencil belajar dari rumah merupakan ujian tersendiri, pasalnya orangtua mereka yang petani dan pedagang dengan penghasilan pas – pasan. Perangkat yang dimiliki pun hanya telepon genggam untuk akses panggilan dan mengirimkan pesan singkat.

Namun dengan demikian para pelajar harus siap dalam mendukung progam Pemerintah tersebut. Tentu selama pandemi Covid-19 proses belajar dan mengajar dari rumah memiliki cerita tersendiri bagi pelajar di daerah terpencil.

Belajar dari rumah atau sekolah online juga memiliki dampak positif bagi para pelajar, diantaranya membuat pelajar untuk tidak lagi gugup teknologi atau gaptek dan para pelajar dapat melakukan kegiatan literasi melalui layanan internet.

Seiring berjalannya waktu, kegiatan belajar dan mengajar dari rumah pun memiliki banyak masalah dan dampak negatif bagi para peserta didik atau pelajar. Tentu para pelajar harus mengikuti pembelajaran online dengan menggunakan smartphone atau gawai, berjam – jam menatap monitor tentu hal tersebut sangat membahayakan bagi kesehatan mata dan lain – lain.

Produktifitas belajar dari rumah pun tidak baik, pasalnya membuat para pelajar khusunya di daerah terpencil yang akses telekomunikasi dan layanan internetnya buruk harus ketinggalan materi – materi pembelajaran.

Tentu kita semua mengharapkan para pelajar ini akan menjadi pilar penting dalam pembangunan ibu pertiwi dan menjadi tulang punggung bangsa ini, kalau lah belajar online ini terus menerus dilakukan tentu kita akan kehilangan fungsi atau produktifitas sumber daya manusia (SDM) baik keilmuannya, integritas, soft skill dan lain – lain . Pentingnya memiliki SDM yang unggul merupakan harapan negeri ini.

Pemerintah khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memiliki progam yang telah di suarakan kepada masyarakat yakni merdeka belajar. Progam yang di canangkan semoga memberikan dampak baik untuk Pendidikan di Indonesia ini. Pasalnya negeri ini butuh gebrakan atau progam - progam di bidang Pendidikan demi mewujudkan amanat Undang – Undang yakni mencerdaskan kehidupan Bangsa.

Akan tetapi, apakah dengan kegiatan belajar dan mengajar dari rumah dapat membuat pelajar menjadi Merdeka belajar. Lalu bagaimana dengan para pelajar di pelosok negeri ini?. Berbeda dengan para pelajar di kota – kota besar yang jauh memiliki akses telekomunikasi dan layanan internet yang baik, tentu sangat memungkinkan untuk mengikuti pembelajaran dari rumah.

Kurang efektifnya belajar dari rumah seperti para pelajar tidak lagi saling interaksi atau diskusi secara langsung seperti di kelas pada umumnya, ketika mereka bisa saling memberitahu atas pemahaman yang mereka dapatkan. Dan minimnya peran guru untuk terjun langsung dalam mengawasi, mengontrol kegiatan para pelajar. Karena biasanya guru hanya memberikan file atau materi pembelajaran yang telah di upload dan menyuruh untuk siswa maupun siswi untuk mendownload file tersebut.

Seiring waktu berjalan, belajar dari rumah pun menjadi hal yang biasa bagi para pelajar. Tentu ini berbeda dengan fungsi sebagai guru yaitu digugu dan ditiru, di samping Ia memberikan materi atau pembelajaran guru juga berperan penting dalam mendidik moral, menanamkan akhlak dan budi pekerti yang baik dan juga membentuk karakter siswa dan siswi. Upaya peningkatan mutu siswa, profesionalisme seorang guru sangat lah dibutuhkan demi membangun masa depan para pelajar yang berintegritas dan berbudi pekerti luhur.

Dalam pelaksanaannya, kegiatan belajar mengajar dari rumah yang menggunakan sistem online atau daring, yang membuat seakan – akan peran seorang guru di ganti oleh teknologi. Tentu sampai kapanpun peran seorang guru tak bisa digantikan oleh teknologi baik yang mumpuni sekalipun.

Sebagai contoh mesin pencari google, tentu google jauh lebih baik dalam memberikan pemahaman dan pembelajaran bahkan lebih detail pemaparannya akan materi dan hal-hal terkait. Dan kalaulah peran guru di gantikan oleh teknologi seperti kecanggihan teknologi robotik, tentu mungkin robot tersebut mungkin bisa diprogam untuk dapat mengajar dan memberi penjelasan dari materi pelajaran yang akan dipelajari.

Akan tetapi robot tersebut tidak dapat mengetahui apakah siswa dan siswi memperhatikan Ia saat mengajar, dan robot juga tidak bisa mengawasi dan mengontrol para siswa dan siswi sedang belajar atau tidak. Dan robot juga tidak bisa membentuk karakter seorang pelajar agar dapat berbudi pekerti yang baik. Intinya peran guru tidak bisa digantikan oleh teknologi, karena selain mendidik dan mengajar, tetapi juga bagaimana seorang guru dapat melihat situasi dan kondisi kelas di saat Ia mengajar. Apakah kelas tersebut dalam kondisi yang baik, tidak ribut atau bising sehingga para pelajar dapat menerima pelajaran dengan baik.

Dengan mengefektifkan teknologi dan akses mendukung pembelajaran, semua kesulitan dan permasalahan yang dihadapi oleh guru dalam kegiatan Pendidikan dapat dipecahkan, dan diharapkan dapat meningkatkan mutu Pendidikan sekolah.

Rendahnya produktivitas dan manfaat dari sekolah online biasanya di sebabkan oleh tenaga kependidikan yang kurang kreativitas dan kurangnya paradigma baru dalam manajemen Pendidikan di masa pandemi, karena untuk sistim belajar di masa saat ini diperlukan adanya peningkatan kualitas pembelajaran yang lebih kondusif dan memotivasi para pelajar agar dirumah aja bukanlah kendala untuk melakukan kegiatan belajar dan mengajar seperti melakukan tugasnya di sekolah.

Mungkin akan lebih baik para guru atau tenaga pendidik membuat aturan - aturan yang harus ditaati dalam proses mengajar daring, khususnya para peserta didik. Aturan tersebut meliputi tata tertib waktu saat pembelajaran daring, dan tata tertib lainnya. Dengan adanya aturan – aturan tersebut diharapkan para peserta didik akan lebih disiplin sebagaimana di sekolah pada umumnya. Dengan meningkatnya disiplin, diharapkan dapat meningkatkan efektifitas jam belajar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dan meningkatkan iklim belajar yang lebih kondusif untuk meningkatkan kualitas para peserta didik dan mencapai hasil belajar yang lebih baik.

Setelah melakukan tersebut apakah sistim Pendidikan saat pandemi akan menjadi lebih baik?, tentu kesuksesan sistim Pendidikan bukan hanya sepenuhnya menjadi tanggung jawab tenaga pendidik atau guru melainkan peran orang tua dalam mengawasi para pelajar atau peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar dari rumah. Dan peran masyarakat untuk memberikan perhatian yang lebih dalam menangapi covid-19 seperti jaga jarak, menggunakan masker, tidak mengadakan kegiatan yang mengharuskan orang banyak berkumpul dan hal yang dapat menyebabkan penularan Covid-19. Hal ini sangat diperlukan dalam memutuskan rantai penyebaran Covid-19 dan pembelajaran tatap muka atau kegiatan belajar dan mengajar di sekolah dapat dilakukan.

Tentu kegiatan belajar di lingkungan sekolah adalah lebih baik daripada di rumah, karena lingkungan sekolah sangat mendukung kinerja para guru dengan langsung bertatap muka dengan para peserta didik. Dan penyampaian materi atau pembelajaran yang lebih baik dan mendukung tumbuh kembangnya para peserta didik, dan peningkatan mutu Pendidikan untuk menuju kualitas Pendidikan nasional.

Faktor lain yang perlu diperhatikan berkaitan dengan kesiapan dalam melaksanakan pembelajaran tatap muka adalah memberi pemahaman dan pengertian kepada warga sekolah, tenaga pendidik, dan peserta didik dalam adaptasi lingkungan baru dengan menjaga kesehatan, memakai masker, mencuci tangan dan lain – lain.

“ Harus diketahui bahwa Kemendikbud sudah siap dengan semua skenario. Kami sudah ada berbagai macam, tapi tentunya keputusan itu ada di dalam Gugus Tugas, bukan Kemendikbud sendiri. Jadi, kami yang akan mengeksekusi dan mengkoordinasikan,” – Kata Kemendikbud Nadiem Anwar Makarim dalam rapat kerja secara telekonferensi dengan komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), di Jakarta, Rabu (20/05/2020). Di lansir di Liputan6.com pada(26/05/2020).

Dari pernyataan Mendikbud kita bisa lihat kesiapan dari Kementrian dan Lembaga Pendidikan di Indonesia untuk mengakhiri pembelajaran daring ini tergantung keputusan daripada Gugus Tugas. Saya berharap Semoga Ketua Gugus Tugas khususnya di wilayah saya (Takengon, Aceh Tengah) agar dapat memutuskan proses belajar mengajar kembali normal dengan mengikuti protokol kesehatan selama New Normal. Semoga Pendidikan di Indonesia dapat berjalan dengan baik dan progam Kemendikbud yakni Merdeka Belajar bisa di wujudkan bagi penerus bangsa yaitu para pelajar dan para pemuda pemudi penerus bangsa yang dapat menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI.

Kemerdekaan Negeri ini juga di dukung oleh para pelajar dan pemuda pemudi yang berintegritas tinggi dan semangat perjuangan yang menyebabkan Merah Putih berkibar dengan gagahya. Dan kini tujuh puluh lima tahun sudah merdeka, apakah merdeka belajarnya?. Tentu kita semua dan seluruh masyarakat Indonesia mengharapakan mutu Pendidikan yang lebih baik dan menciptakan para pelajar yang tak hanya berprestasi melainkan bermoral dan berbudi pekerti luhur.

Dari penjelasan sebelumnya dapat saya simpulkan bahwa pandemi covid-19 memiliki dampak pada bidang kesehatan, ekonomi, dan Pendidikan. Selama covid-19 para pelajar harus mengikuti kegiatan belajar dari rumah. Selama belajar dari rumah dengan kebiasaan baru ini para pelajar harus mengikuti kegiatan belajar mengajar lewat virtual dan media online lainnya. Belajar dari rumah atau sekolah online juga memiliki dampak positif bagi para pelajar, diantaranya membuat pelajar untuk tidak lagi gugup teknologi atau gaptek dan para pelajar dapat melakukan kegiatan literasi melalui layanan internet. Adapun dampak negatifnya para pelajar harus menatap monitor selama berjam – jam tentu hal tersebut sangat membahayakan bagi kesehatan mata, dan para pelajar khususnya daerah terpencil yang askes telekomunikasi dan layanan internetnya buruk harus ketinggalan materi – materi pembelajaran. Dan minimnya peran guru untuk terjun langsung dalam mengawasi, mengontrol kegiatan para pelajar.

Tentu kita semua merindukan sekolah dan merindukan suasana di lingkungan sekolah, bercanda bergurau dengan teman sebangku, diceramahin guru dan lain sebagainya, semoga masa pandemi ini bukan suatu hal yang buruk atau sulit bagi kita semua, melainkan kita harus bekerja sama, bersinergi, membangun, serta mendoakan agar bisa Bersama memakmurkan Bangsa Tercinta kita yaitu Indonesia.

Semoga Pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik, apapun progam pemerintah Indonesia baik Kemendikbud dan lain – lain, kita sebagai warga negara dan para pelajar tentu mendukung demi mewujudkan Indonesia Sehat dan terbebas dari virus Covid-19. Aamiinn.

Diakhir tulisan, saya penulis memohon maaf apabila ada salah baik dari segi penulisan dan kata – kata yang kurang berkenan mohon di perbanyak maaf, sesuatu hal yang baik tentu datangnya dari Allah SWT dan kekurangan itu mutlak dari kami pribadi. Semoga kita semua di lindungi dari wabah pandemi ini dan mudahkan urusannya. Sekian.