Notification

×

iklan dekstop

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Mahasiswa Fisip Usu Membantu Menumbuhkan Kembali Minat Belajar Anak Dengan Cara Yang Menyenangkan Di Masa Pandemi Covid-19

Selasa, 15 Juni 2021 | Juni 15, 2021 WIB Last Updated 2021-06-15T01:48:37Z



Oleh : Paula Indah Anakampun
Mahasiswa Universitas Sumatera Utara Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Dalam dua tahun belakangan ini pandemic Covid-19 melanda dunia termasuk Indonesia. Terhitung sejak maret 2020 Pandemic covid-19 yang sampai saat ini belum selesai memberikan dampak yang signifikan terhadap segala jenis pekerjaan dan kegiatan. Sejak saat itu sebagian besar masyarakat harus menghadapi tantangan untuk beradaptasi dengan kegiatan seperti work from home (WFH) atau yang kerap kali disebut bekerja dari rumah. Kondisi pandemi Covid-19 ini membuat pihak Departemen Jurusan Ilmu Kejahteraan Sosial FISIP USU memberikan kebebasan bagi mahasiswa melakukan praktikum di instansi atau lingkungan sekitar tempat tinggalnya namun tetap dengan Satuan Acara Praktikum (SAP) yang sudah disepakati.

Paula Indah Anakampun yang merupakan Mahasiswa Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial (IKS) FISIP USU dibimbing oleh Supervisor Sekolah Bapak Fajar Utama Ritonga,S.Sos, M.Kesos. Paula memilih Rumah Baca Kelleng Kuta Jungak Kecamatan Siempat Rube, Kabupaten PakPak Bharat sebagai Lokasi Praktek Kerja Lapangan (PKL).

Praktikum dilakukan selama kurang lebih 2-3 bulan sejak pelepasan tanggal 9 Maret 2021 sampai tanggal 13 Juni 2021. Awal Paula menjalani praktikum disambut baik oleh pengelola Rumah Baca Kelleng atau disingkat RBK. Pada bulan pertama dan kedua praktikan melakukan banyak kegiatan mulai dari perkenalan dengan pihak Rumah Baca dan anak-anak dan mengikuti peresmian Rumah Baca yang kedua. Praktikan mengikuti berbagai kegiatan yang sudah diatur oleh pihak Rumah Baca seperti pengenalan huruf, menggambar dan mewarnai, belajar di luar ruangan, games seru, membersihkan taman depan rumah baca, makan bersama, nobar dan kegiatan mengenalkan permainan tradisional. Kegiatan yang dilakukan oleh praktikan sendiri adalah pembuatan dan penempelan poster tentang pentingnya membaca. Di samping itu Paula juga turut membantu dalam memasukkan data-data anak-anak RBK ke dalam dokumen berbentuk excel.

Selama masa Praktikum Kerja Lapangan (PKL) Paula mendapati berbagai kendala yang dialami oleh anak-anak Rumah Baca Kelleng di Desa Kuta Jungak. Mayoritas anak-anak di desa tersebut adalah anak-anak petani dengan tingkat pendidikan yang masih minim. Ketika orangtua dari anak-anak itu pergi ke ladang maka mereka akan menghabiskan waktu untuk bermain dan terkadang lupa untuk belajar. Bagi kebanyakan mereka belajar jarak jauh merupakn libur padahal tidak, mereka hanya tidak pergi ke sekolah namun proses belajar tetap berjalan. Bapak Marolop selaku ketua dari perkumpulan relawan Rumah Baca Kelleng di Desa Kuta Jungak mendirikan Rumah Baca tersebut atas bentuk kepeduliannya dengan anak-anak. Melihat dari banyaknya anak yang menghabiskan waktunya untuk bermain terlebih sebagian dari mereka ada yang belum lancar membaca, maka timbullah niat untuk mendirikan rumah baca agar memotivasi anak-anak tetap belajar walaupun dalam kondisi pembelajaran jarak jauh. 



Pada bulan ketiga Paula sebagai praktikan membuat suatu mini project dengan dua orang siswa yang merupakan adik kakak dengan tujuan menumbuhkan kembali minat belajar oleh dua bersaudara tersebut. Hal itu dilakukan karena kedua klien terebut tinggal dalam satu rumah dan memiliki masalah malas belajar di masa Pembelajaran Daring ini. Klien yang didapati praktikan merupakan dua anak yang berada di lingkungan tempat tinggalnya. Hal itu dilakukan karena jarak antara tempat tinggal dan tempat PKL praktikan yang berbeda dan sempat terjadi pelarangan untuk masuk ke daerah tersebut karena pandemi Covid 19 pada tanggal 17 Mei sampai 31 Mei . Dalam kesempatan itu, praktikan membantu klien untuk mencapai tujuannya dengan Metode yang diberikan yaitu Metode Casework secara umum dan mengutip dari metode Skidmore, Thackeray dan Farley diantaranya sebagai berikut

Tahap penelitian (study phase)

Dalam tahapan ini Paula melakukan pendekatan dan menjalin komunikasi dengan dua kliennya yakni FR usia 11 tahun dan KP 10 tahun. Hal yang didapatkan Paula adalah tentang bagaimana kesehariannya, kondisi lingkungan bermain dan hubungannya dengan keluarganya.

Tahap Pengkajian (Assesment phase)

Tahapan ini adalah tahapan penggalian informasi tentang masalah yang dialami oleh klien. Praktikan menggunakan teknik wawancara dan tools assesment pohon masalah, mobility map dan liferoad map. Berdasarkan hasil observasi dengan menggunak teknik assesment pada siswa FR dan KP, praktikan mendapati beberapa kendala yang dialami oleh anak-anak pada tingkat Sekolah Dasar tersebut yakni tidak adanya gawai karena orangtua selalu membawanya pergi kerja, kesulitan memahami materi karena guru hanya memberikan tugas, kesulitan waktu orangtua untuk mendampingi sehingga minat belajarnya turun dan sering menunda waktu dan lebih memilih bermain dalam waktu yang lama. Paula menemukan bahwa lingkungan bermainnya lebih menarik daripada belajar di rumah yang membosankan. Dari pernyataan FR dan KP memberikan peluang bagi Paula bahwa mereka menginginkan pembelajaran yang tidak membosankan seperti halnya di sekolah.

Tahap Intervensi

Tahapan intervensi adalah tahap dalam pelaksanaan program yang merupakan rangkaian kegiatan proses pertolongan dalam pekerjaan sosial. Setelah mengetahui akar dari permasalahan FR dan KP Paula mulai menyusun berbagai program perencanaan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Perencanaan yang dilakukan berupa program terhadap klien tersebut agar menumbuhkan kembali minat belajarnya. Program yang disusun Paula berkaitan dengan peran , seperti peran educator yakni membuat kegiatan belajar termasuk membantu membimbing klien jika pada saat pertemuan ada tugas sekolah yang harus diselesaikan, games sebagai selingan saat belajar pada waktu pertemuan, belajar sambil bernyanyi, belajar dari aplikasi media internet, dan peran konselor yakni berbagi cerita tentang keseharian. Dalam proses intervensi klien dengan FR dan KP mulai terlihat bahwa kedua kliennya senang ketika dipuji pada saat mereka dapat menyelesaikan pekerjaan sekolah mereka. Penting untuk menanamkan pujian terhadap anak pada saat dia menunjukkan kebolehannya agar ke depannya si anak semakin percaya diri dan mau mencoba berbagai kegiatan berbeda. Teori yang digunakan dalam perencanaan ini adalah teori behavioristik yakni teori yang memiliki fokus pada hasil yang bisa dikukur dan dilihat. Melalui program ini diharapkan agar Frederika dapat menjadikan belajar menjadi rutinitas dan sebagai hal yang menyenangkan.

Tahapan Terminasi

Tahap Terminasi adalah tahap dimana relasi antara klien dan praktikan dihentikan. Dalam tahapan ini dihentikan proses intervensi karena FR dan KP sudah kembali menemukan minat belajarnya. Paula pun berpesan kepada kedua kliennya untuk tetap menjadikan belajar menjadi hal yang pertama dan utama dilakukan karena itupenting untuk masa depannya. Terminasi dilakukan karena sudah ada dampak yang dihasilkan dari proses intervensi melalui beberapa program yakni terlihat bahwa FR dan KP kembali semangat belajar ketika terdapat proses yang menyenangkan di dalamnya dan punya semangat menggali bakatnya di pelajaran yang disukainya.

Walaupun proses mini project dilakukan di tempat yang berbeda, praktikan tetap melanjutkan proses kegiatan PKL di Rumah Baca Kuta Jungak. Pada hari Kamis tanggal 10 Juni 2021 Praktikan menghentikan kegiatan PKL nya di Rumah Baca Kelleng Kuta Jungak. Di akhir praktikum Bapak Marolop Ketua Relawan Rumah Baca Kelleng Kuta Jungak mengungkapkan rasa terimakasihnya karena telah bersedia mendampingi kegiatan Rumah Baca selama kurang lebih 3 bulan. Beliau mengatakan di luar dari Kegiatan Kampus Paula yang selama 3 bulan ini sebagai Praktikan dapat kembali datang dan memberikan kesediaannya untuk mendampingi adik-adik Rumah Baca sebagai relawan karena adik-adik Rumah Baca juga sudah percaya dan nyaman dengan praktikan.