Notification

×

iklan dekstop

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Filsafat Akhlak Dalam Konteks Pemikiran Etika Modern Dan Mistisisme Islam

Sabtu, 08 Mei 2021 | Mei 08, 2021 WIB Last Updated 2021-05-08T09:00:00Z


Oleh : Ouzya Darmawan
Mahasiswa Universitas Syiah Kuala
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Pada dasarnya, tindakan manusia ada yang baik dan ada yang buruk. terkadang perbuatan seseorang dianggap baik oleh sebagian orang, namun ada juga yang akan menganggap buruk oleh orang lain. positifnya manusia mempunyai perasaan dan akal untuk dapat membedakan perbuatan itu baik atau buruk. Namun, Pada dasarnya hal tersebut sebenarnya relatif, dikarenakan adanya perbedaan tolak ukur yang digunakan untuk penilaian tersebut. Perbedaan tolak ukur tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan ideologi, agama, kepercayaan, lingkungan hidup, cara berpikir dan sebagainya. Perbuatan manusia adalah hasil dari sebuah proses psikologi yang banyak seluk-beluknya. Hal tersebut merupakan perpaduan antara intelektual dan kehendak. Apabila intelektual memahami sebagai sesuatu yang baik, maka timbulah dalam kehendak, rasa senang pada hal tersebut. Tidak ada aktifitas yang mungkin kecuali dengan maksud kearah suatu tujuan, demi sesuatu yang baik. Di beberapa kasus, perbuatan dianggap baik atau buruk hanya karena seseorang yang memiliki kekuasaan telah memutuskannya atau melarangnya. Akan tetapi terdapat perbuatan lain yang memiliki moralitas berdasarkan hakikatnya perbuatan-perbuatan tersebut baik atau buruk.

Akhlak dan Mistisisme Islam (Tasawuf)

Menurut bahasa (etimologi), akhlak merupakan bentuk jamak dari khuluk (khuluqun) yang berarti tingkah laku, budi pekerti, perangai, atau tabi’at. Akhlak disamakan dengan kesusilaan, sopan santun, sedangkan khuluq merupakan gambaran dari sifat batin manusia, gambaran bentuk lahiriyah manusia, seperti pergerakan anggota badan, raut wajah, dan seluruh tubuh. Dalam bahasa Yunani sendiri arti dari khuluq ini disamakan dengan kata ethicos atau ethos, yang artinya adab kebiasaan, perasaan batin, kecenderungan hati untuk melakukan perbuatan. Ethicos kemudian berganti sebagai etika.

Jadi berdasarkan hakikatnya akhlak merupakan sebuah kondisi atau sifat yang telah menyatu dalam jiwa dan menjadi kepribadian. Kemudian muncullah bermacam perbuatan dengan cara spontan tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pikiran. Dapat disimpulkan bahwa akhlak ialah ilmu yang mengajarkan manusia untuk melakukan perbuatan baik dan mencegah tindakan perbuatan jahat dalam pergaulannya dengan Tuhan, manusia dan makhluk sekitarnya.

Filsafat Akhlak dalam Konteks Pemikiran Etika Modern

Dari beberapa pengertian tentang akhlak, maka dapat dipahami bahwasannya akhlak merupakan watak, perangai, atau jiwa seseorang yaitu kondisi jiwa yang sudah terlatih sehingga dalam jiwa tersebut benar-benar telah melekat sifat-sifat yang memunculkan tindakan-tindakan dengan mudah dan spontan tanpa dipikirkan dan diangan-angan lagi. Ada istilah lain yang lazim dan sering digunakan di samping kata akhlak, yaitu etika. Perkataan itu berasal dari bahasa Yunani yaitu “Ethos” yang berarti adat kebiasaan. Sedangkan Dalam Webster New World College Dictionary dikatakan bahwa etika dalam bahasa Inggrisnya adalah “ethic” yang memiliki dua arti yaitu “a system of moral standards or values” (sebuah system dan standar moral atau nilai) dan “a particular standars of values” (sebagai bagian dari standar nilai).

Ada juga beberapa orang yang beranggapan bahwa etika sama dengan akhlak. Hel tersebut tidaklah salah, karena keduanya membahas tentang masalah baik dan buruknya tingkah laku seorang manusia. Tujuan dari etika dalam pandangan falsafah manusia ialah mendapat ideal yang sama bagi seluruh manusia disetiap waktu dan tempat tentang ukuran perilaku yang baik dan buruk sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran manusia. Namun, dalam mencapai hal tersebut, etika mengalami kesulitan, karena pemikiran masing-masing golongan di dunia ini tentang baik dan buruk memiliki standar yang berlainan dan sifatnya relatif, setiap golongan mempunyai konsepsinya masing-masing.

Pada konteks pemikiran etika modern filsafat akhlak menempati posisi yang pnting. Hal ini dikarenakan dengan filsafat akhlak akan terbentuk kondisi jiwa yang sudah terlatih sehingga didalam jiwa tersebut benar-benar melekat sifat-sifat yang menimbulkan tindakan-tindakan yang baik. Di era modern ini masih terbilang sedikit orang-orang yang menyelidiki tentang filsafat akhlak, dikarenakan mereka sudah merasa puas menerima akhlak dari agama dan tidak merasa butuh kepada penyelidikan ilmiahnya mengenai dasar baik dan buruknya. Agama telah menjadi dasar kebanyakan buku-buku yang ditulis dalam akhlak. Padahal sesungguhnya filsafat akhlak berfokus kearah perbaikan dari segala apa yang mengelilingi manusia dalam menentukan macam-macam hak dan kewajiban dan melahirkan perasaan pada perseorangan akan besar tanggungjawabnya dihadapan masyarakat dan terhadap diri sendiri serta kepada Tuhan.