Notification

×

iklan dekstop

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Jembatan Penuh Sejarah Ambruk Di Terjang Banjir Bandang

Senin, 05 April 2021 | April 05, 2021 WIB Last Updated 2021-04-05T03:06:25Z




BerawangNews.com, Sumba Timur - Banjir bandang yang menyebabkan Jembatan Ahmad Yani atau yang dikenal sebagai jembatan lama Kambaniru di Kabupaten Sumba Timur, NTT ambruk, pada Minggu sore kemarin (04/04/2021).

Detik-detik ambruknya jembatan penuh sejarah tersebut diabadikan warga sekitar. Jembatan tersebut roboh karena tak kuat menahan derasnya air banjir dari Sungai Kambaniru yang merupakan sungai terbesar di Pulau Sumba.

Padahal, jembatan ini merupakan saksi bisu sejarah karena diresmikan oleh Jenderal Ahmad Yani beberapa hari sebelum terjadinya peristiwa G30 S PKI.

Selain di Sumba Timur, banjir bandang juga melanda wilayah Kabupaten Malaka, NTT sejak Jumat (02/04/2021).

Air banjir menggerus Jembatan Benenain yang menjadi lintasan transportasi masyarakat, hingga miring. Jembatan yang berada di Desa Haitimuk, Kecamatan Weliman, Kabupaten Malaka, kini tidak bisa dilalui karena dikhawatirkan akan roboh melihat kondisi jembatan yang sudah sangat miring.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, arus deras banjir diduga terjadi karena jebolnya beberapa tanggul yang ada di sekitar Sungai Benenain di wilayah Kecamatan Malaka Barat.

Polres Malaka mengingatkan warga untuk saling memberikan informasi berjenjang kepada aparat Desa dan Polsek Weliman apabila air meluap. Sehingga langkah-langkah penanganan bisa segera dilakukan.

Kini jembatan Benenain pun sedang dalam proses perbaikan oleh pihak pemerintah.

Seperti diketahui, Sungai Benenain dan guyuran air hujan mengakibatkan beberapa pemukiman warga masyarakat terendam/tergenang air dengan ketinggian sekitar 20–80 sentimeter.

Di Desa Forekmodok, 5 dusun terendam banjir dengan ketinggian air sekitar 30–80 sentimeter. Desa Lamudur juga ada 5 dusun yang terendam dengan ketinggian air kurang lebih 30–60 sentimeter.

Sementara di Desa Wederok sebanyak 8 dusun terendam banjir dengan ketinggian air 20 – 50 sentimeter. Tidak ada korban jiwa, namun kerugian seperti kerusakan kebun jagung, sawah, dan ternak saat ini belum bisa ditaksir.

(RA)