بسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Ikhlas adalah mengerjakan suatu kebaikan karena mengharap ridho Alloh ta'ala semata dan bukan untuk memperoleh duniawi seperti harta, jabatan, perhatian dan popularitas yang membanggakan diri.
Sesungguhnya pondasi terbesar dan terpenting dalam agama Islam adalah mewujudkan keikhlasan kepada Alloh ta'ala dalam melaksanakan berbagai aktivitas peribadahan kepada-Nya serta menjauhkan diri dari segala hal yang dapat merusak keikhlasan, seperti beramal sholih karena ingin dilihat, ingin didengar atau berbangga diri dengan amal ibadahnya. Rosululloh shollallohu 'alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Alloh tidak memandang kepada bentuk rupa dan harta kalian akan tetapi Dia memandang kepada hati dan amal-amal kalian.” (HR. Muslim)
Ikhlas adalah syarat diterimanya amal ibadah. Sudah sepatutnya bagi seorang muslim untuk memperhatikan keikhlasan dalam beramal. Janganlah ia melelahkan dirinya dengan memperbanyak amal, namun tiada guna dan arti. Sebab, boleh jadi seseorang memperbanyak amal ketaatan namun ternyata ia hanya akan memperoleh kelelahan di dunia dan azab di akhirat.
Rosululloh shollallohu 'alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang mencari suatu ilmu yang seharusnya hanya untuk mengharapkan wajah Alloh semata, tetapi ia mempelajarinya untuk mencari perhiasaan dunia, maka ia tidak akan mendapatkan wanginya surga pada hari kiamat kelak.” (HR. Abu Dawud)
Ikhlas adalah benteng seorang mukmin dari bujuk rayu setan dan dari fitnah orang-orang yang sesat lagi menyesatkan. Alloh ta'ala berfirman: “Iblis berkata: ‘Demi kekuasaan Engkau, aku akan menyesatkan manusia semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang ikhlas di antara mereka.” (QS. Shod: 82-83)
Alloh ta'ala akan membalas dengan pahala besar bagi orang yang beramal dengan ikhlas, meskipun amal merupakan hal sepele dan ringan nilainya di hadapan manusia. Hal ini sebagaimana kisah dalam hadis shohih, seorang hamba yang memiliki 99 kartu catatan amal kejelekan dan dosa, 1 kartu catatan amal itu panjangnya sejauh mata memandang, namun ia memiliki satu kartu catatan yang berisi kalimat Laa Ilaha Illalloh yang dia ucapkan dan amalkan dengan ikhlas. Sehingga dengan kalimat Laa Ilaha Illalloh yang disertai keikhlasannya tersebut menjadikan Alloh mengampuni dosa-dosanya dan memasukkannya ke dalam surga-Nya.
Sumber : Lembaga Studi Islam (eLSI)