BerawangNews.com, Redelong- Terkait Realisasi Belanja Dana Hibah Tahun Anggaran 2020 yang diperuntukan kepada 100 Ormas yang ada di Aceh dengan jumlah yang sangat fantastis yaitu Rp. 9,5 Milliar dan apakah dana hibah ini menguntungkan masyarakat Aceh dan sudah tepat sasaran.
Kader Liga Mahasiswa Nasional Untuk Demokrasi (LMND ) EK_Lhokseumawe, dan juga pemuda Gayo yang Dibesarkan dari hasil Kopi Gayo tersebut, menyebut pemerintah Aceh terkesan semena-mena mengeluarkan atau memberikan Dana hibah yangrelatif besar tersebut.
“Seandainya bisa untuk kepentingan Masyarakat banyak, kita katakanlah dana hibah itu Untuk bantuan rumah duafa, bisa berapa banyak masyarakat yang dapat terbantu dengan dana hibah yang tepat sasaran, juga dapat menutupi sebahagian angka kemiskinan di Aceh,” kata Yudi Gayo, Jum’at (15/1/2020)
Selanjutnya Yudi meminta pemerintah Aceh untuk segera menganggarkan sebahagian dana Otonomi Khusus (Otsus) untuk membeli kopi petani dengan konsep pemerintah harus terapkan sistem ekonomi berdikari demi kemajuan daerah dan mengurangi angka kemiskinan di bumi serambi Mekkah ini.
“Maksud ekonomi berdikari, yaitu daerah yang mengolah barang sendiri dan memasarkannya tanpa bergantung dengan pihak yang mencari keuntungan banyak,” ungkapnya
Seharusnya pemerintah Aceh lebih jeli melihat kondisi masyarakat saat ini, seperti yang di alami oleh masyarakat diwilayah Tengah Aceh yakni Aceh Tengah, Bener Meriah dan Gayo Lues.
Saat ini harga jual buah kopi gelondong (buah baru petik) ditingkat petani hanya berkisar Rp 5000 –Rp 6000 per bambu. Padahal sebelumnya dapat mencapai Rp 9000 – Rp 12.000. Kondisi itu tentunya menyulitkan kehidupan para petani kopi.
“Bukan malah membuang dana cuma-cuma yang tidak ada keuntungan untuk masyarakat banyak dan yang paling kami desak adalah agar pemerintah Aceh segera mengeluarkan sebagian anggaran otsus yang di terima untuk pembelian kopi,” Tutupnya, Yudi Gayo
(JB)