Notification

×

iklan dekstop

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

BURUK SANGKA

Jumat, 22 Januari 2021 | Januari 22, 2021 WIB Last Updated 2021-01-22T04:13:11Z


بِسْــــــــــــــــــمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Buruk sangka termasuk akhlak tercela yang menimbulkan kedengkian, merusak kecintaan, serta mendatangkan kesedihan. Oleh karena itu, Allah dan Rosululloh shollAllahu 'alaihi wasallam memperingatkan umat Islam agar menjauhi prasangka buruk. Rosululloh shollAllahu 'alaihi wasallam bersabda: “Hati-hatilah kalian dari berperasangka buruk, sesungguhnya prasangka buruk itu adalah perkataan yang paling dusta.” (HR. Bukhori)

Pada umumnya buruk sangka muncul dari orang yang berkepribadian buruk, yang tidak memiliki kesibukan yang baik, dan tidak ada kepedulian padanya, atau orang yang buruk perbuatannya dan jiwanya tergoncang, dengan demikian dia melihat manusia dengan pandangan keragu-raguan sebagaimana perkataan Abu Thoyib al-Muntabi rahimahullah, “Jikalau buruk perbuatan seseorang, maka buruk pula persangkaannya. Dia membenarkan apa yang dia sangkakan dari keragu-raguannya, serta memusuhi orang yang cinta kepadanya dikarenakan permusuhannya.”

Buruk sangka datangnya dari setan, hanya setan yang memasukkan ke dalam sanubari manusia prasangka-prasangka yang buruk, dan kebimbangan-kebimbangan yang dusta, tujuannya untuk merusak hubungan baik antara dia dengan saudaranya. Maka alangkah pantasnya bagi seorang muslim untuk berlindung kepada Allah ta'ala dari godaan setan, berlalu dari jalannya, membaguskan prasangka-nya kepada saudara-saudaranya yang muslim. Jikalau tidak demikian maka tidaklah dia akan memperoleh kelegaan dan tidak akan memperoleh kesenangan.

Beberapa gambaran prasangka buruk adalah sebagai berikut:

1. Apabila seseorang mendengar kritikan yang sifatnya umum, dikarenakan kebiasaannya selalu berperasangka, maka diapun memaksudkannya sebagai celaan terhadap dirinya.

2. Apabila ada yang mengadakan walimah dari salah satu kerabatnya atau teman-temannya, ternyata yang mempunyai hajatan lupa tidak mengundangnya, maka diapun berburuk sangka kepada kerabat atau temannya tersebut.

3. Apabila ia melihat orang yang berjalan di sekelilingnya dia mengira bahwa dia sedang diawasi dan diintai.

Para ulama membagi suuzhon atau prasangka buruk menjadi 4 macam:

1. Suuzhon yang haram, yaitu suuzhon kepada Allah ta'ala dan suuzhon kepada sesama mukmin tanpa bukti.

2. Suuzhon yang dibolehkan, yaitu suuzhon kepada manusia yang memang dikenal penuh keraguan dan sering melakukan maksiat. Juga termasuk suuzhon kepada orang kafir.

3. Suuzhon yang dianjurkan, yaitu suuzhon kepada musuh dalam suatu pertarungan.

4. Suuzhon yang wajib, yaitu suuzhon yang dibutuhkan dalam rangka kemaslahatan syariat. Seperti suuzhon terhadap perawi (penyampai) hadis yang tertuduh melakukan kefasikan.

Sumber : Lembaga Studi Islam (eLSI)