Teruslah menulis,dan ajarkan tulisan itu kepada semua orang,karna kita tidak pernah tau tangan yang mana yang akan menyelamatkan kita di akhirat kelak.karena tulisan yang kita ajarkan. Prinsip ini yang melekat di jiwa salah satu ustadz di Pesantren Ulumul Qur'an Quba Bebesen,Aceh Tengah.
Yudi Irawan Nama yang di berikan kedua orang tua nya, yang lahir pada 27 Mei 1996, anak ke dua dari 3 bersaudara yang terlahir sebagai seorang lelaki yang tangguh dan pantang menyerah.
Ketika di temui di kediaman nya (25/12/2020) Wih Terjun,Kecamatan Pegasing,Kabupaten Aceh Tengah,Provinsi Aceh.pernah menjadi santri di MAS Ulumul Qur'an sampai saat ini menjadi guru di sana ia terus menggali ilmu dan menebarkan ilmu dalam ilmu menulis ayat-ayat yang indah (kaligrafi).
“Awal nya cuma biasa-biasa aja dalam ilmu kaligrafi namun suatu hari tepat nya kelas VII Mts saya mencoba mengikuti perlomba antar pesantren se kabupaten Aceh Tengah,dan alhamdulillah dari seleksi itu ada 6 orang yang lulus dari Pesantren Ulumul Qur'an dan salah satu nya itu saya,dari situ lah saya lebih memulai untuk mendalami kaligrafi",sebut yudi.
Yudi meraih juara pertama dalam cabang kaligrafi dalam rangka Porpenas tingkat kabupaten dari seluruh pesantren Kabupaten Aceh Tengah. Kali pertama pria tampan berkulit hitam manis dan memakai pakaian rapi ini meraih juara pertama dalam bidang kaligrafi tingkat kabupaten Aceh Tengah.
Setelah perlombaan itu berlangsung, pada kelas VIII Mts tepat nya tahun 2009, yudi mulai lebih termotivasi dengan usaha nya di kelas VII Mts. dia ingin lebih maju terhadap kemampuan yang dimiliki, dan mulai mengikuti perlombaan-perlombaan MTQ tingkat kabupaten di kecamatan Jagong Jeget,dan alhamdulillah meraih juara 2 dengan mengambil cabang Mushaf.
Dan semakin tebukalah kemampuan-kemampuan nya untuk mulai mengikuti event-event yang atas nama kaligrafi.mulai dari mengikuti Porpenas,Porseni,Tunas Ramadhan,Pionir, MTQ Kabupaten dan Provinsi. dan banyak lagi perlombaan yang di ikuti mulai dari umur 12 tahun sampai saat ini berumur 24 tahun.
Dan dalam panjang nya cerita yang dia lalui, yudi tidak pernah mengeluh dalam perjalanan nya menuju seperti saat ini.dari semangat dan kesabaran nya lah yang membuat keindahan tulisan nya karena menulis harus memiliki hati yang lembut dan banyak bersabar.meskipun saat ini ia telah mahir dalam kaligrafi namun pria tampan berkulit hitam manis berpakaian rapi ini tidak pernah puas untuk lebih belajar lagi dan memiki hati yang lembut dan penuh kesabaran.
Dan tidak pernah mengeluh dalam belajar maupun mengajar,karena tetap memegang prinsip nya terus lah untuk mengajar kan tulisan indah kepada semua orang dan terus lah belajar menulis karena kita tidak pernah tau tulisan yang mana yang akan menyelamatkan kita di akhirat kelak,maka terus lah menulis sampai mana engkau mampu jangan berhenti sebelum engkau menemukan kapan Allah memanggilmu.Never give up..
Penulis Bernama SINTA ULANDARI santriwati dayah ulumul Qur'an Quba Bebesen, Kabupaten Aceh Tengah.