Oleh: Inen Melani
Mengenang :
Tsunami Aceh, Gempa Gayo, Gempa Pidie Jaya, Gerhana Matahari Cincin (GMC), dan Jeritan Pandemi dalam Desember bulan keduabelas
26/12/2004
07/12/2016
pagi ini aku terjaga dari lelap bersama mimpi pada malam panjang.
02/07/2013
Siang ini aku terkesima dari rutinitas aktivitas keseharian.
Aku masih bernapas, tetapi menjadi penonton dari tiap peristiwa itu.
Duka-duka nestapa menyelimuti tanahku. Daratan ujung pulau Sumatera bumi negeriku. Aku jadi pendengar jeritan raungan ruangan. Jeritan kepanikan kedukaan yang sama masih aku saksikan. Duka mereka juga dukaku. Tatapan mereka juga ada dalam biji mata ini.
Sementara aku, tidak berbuat apapun. Hanya menolong sekedar saja. Kenapa dan ada apa dengan diriku, ya Rabi???
Di sudut keheningan, aku terpakur sekujur jiwa raga hati nurani. Pendengaranku kembali menyaksikan jeritan ini.
'Tak teraksara semua kaku membeku sesak. Mana kala seorang anak bertanya kepada orang tuanya. Ibu... Bapak kemana?
Bapak... Ibu kita di mana? Kakak Abang, Adik dan sahabatku aku cari-cari.Kenapa menghilang entah kemana?
Tadi malam kita tidur di rumah
sekarang kita di sini. Bersama banyak orang. Katanya ini tempat pengungsian. Bagaimana dengan besok lusa?? Kita akan berada kemana lagi??? Sekolahku rata dengan tanah. Baju sekolah bersama bukuku tenggelam.
Aku ingin sekolah Ayah...
Aku ingin pulang Ibu....
Cuma bisa histeris menangis tidak tahu bagaimana dan harus beraksara apa. Tidak kuasa berbuat apa. Musibah petaka bencana, kapan pun bisa terjadi. Selalu mengintai keberadaan beranda ini.
Dalam hitungan detik semua berubah. Pemandangan ini sangat memilukan penuh kedukaan pada kami hamba-Mu.
Jika hal itu terjadi kepadaku. Apa aku sanggup? Sesabar setabah seikhlas mereka?
Ya Allah Ya Rabbi
Mereka orang terbaik pilihan-Mu.Keberadaan mereka menyadarkan kami. Akan kekuasaan-Mu. Banyak rahasia dan takdir-Mu di balik semua ini. Hanya saja, kami yang tidak memahaminya.
26/12/2019
Hari itu kutatap langit-Mu kelabu
Bertirai Gerhana Matahari Cincin
di sini ujung pulau Sumatera
bumi khatulistiwa
26/12/2020
Hari ini kami masih dalam jeritan virus corona. Pandemi merubah seluruh komponen kehidupan di planet Bumi. Pendidikan porak-poranda, dilema antara online dan offline. Ekonomi tersungkur hingga sulit menata kembali. Kopi seperti mati suri. Tertelan tekanan harga oleh entah berantah. Begitu juga dengan hasil bumi lainnya. Carut marut perseteruan oleh mereka yang tiada berujung, menjadi tontonan di saat jeritan pandemi. Peradaban baru olehmu pandemi, sedang kami jalani, entah ada akhirnya?
Kami mohon rahmat karunia-Mu
Lindungi kami Ya Rabi
Berilah ketabahan kesabaran
keikhlasan itu. Selalu bersemayam di kalbu nurani kami hamba-Mu.Kami yakin dan percaya ada hikmah di balik ujian-Mu.
Bener Meriah, 26/12/2020
11 Jumadil Awal 1442 H
Biodata Penulis: Inen Melani nama pena dari penulis yang bernama Lasma Farida. Dia seorang guru IPA di MTsN 2 Bener Meriah dan mahasiswi pascasarjana IAIN Lhoksumawe.