Notification

×

iklan dekstop

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

NAMA-NAMA KHOLIFAH ABASIYAH

Rabu, 23 Desember 2020 | Desember 23, 2020 WIB Last Updated 2020-12-23T07:06:20Z



بسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Kholifah Bani Abbasiyah merupakan para pemimpin umat yang menegakkan sistem pemerintahan islam dengan adil dan makmur. Kholifah pertamanya adalah Abul Abbas as-Safah (132 – 136 Hijriyah).

Kholifah kedua adalah Abu Ja’far al Manshur (136 – 158 Hijriyah). Beliau mendirikan ibu kota baru dengan istananya Madinatussalam, yang kemudian menjadi Baghdad.

Kholifah ketiga Al-Mahdi (158 – 169 Hijriyah). Pada masa pemerintahannya ia melakukan pembangunan-pembangunan penting seperti memperluas Masjidil Haram, memberi bantuan tetap kepada fakir miskin, memperbaiki jalan antara Madinah, Mekkah dan Yaman.

Kholifah ketiga adalah Musa al-Hadi (169 – 170 Hijriyah). Beliau banyak menghadapi pemberontakan dari kaum Syiah, Khowarij dan golongan Zindiq (atheis), tetapi semua dapat diatasi olehnya.

Kholifah keempat adalah Harun ar-Rosyid (170 – 193 Hijriyah). Beliau terkenal dalam sejarah sebagai seorang Kholifah yang penuh wibawa, dicintai rakyatnya, dan disegani oleh lawan dan kawan.

Kholifah kelima adalah Abdulloh al-Amin (193 – 198 Hijriyah). Al-Amin adalah putra mahkota yang diwasiatkan oleh Harun ar-Rosyid sebagai penggantinya.

Kholifah keenam Abdulloh al-Makmun (198 – 218 Hijriyah). Pada masa pemerintahannya terjadi fitnah bahwa al-Qur’an adalah makhluk. Pendapat ini dilahirkan oleh orang-orang Muktazilah. Al-Makmun sendiri meyakini bahwa pendapat ini benar. Akibatnya sejumlah ulama harus menghadapi penyiksaan akibat menentang pendapat ini, salah satunya adalah imam Ahmad bin Hambal.

Kholifah ketujuh adalah Al-Mu’tashim (218 – 227 Hijriyah). Di zaman itu ada seorang muslimah diperlakukan tidak senonoh oleh orang kafir di salah satu pasar. Kemudian dia berteriak “Di mana al-Mu’tashim!” Maka al-Mu’tashim segera mengirim ribuan pasukan untuk membebaskan kota Amuriyah.

Kholifah ke delapan adalah Harun al-Watsiq (227-232 Hijriyah). Kesepuluh adalah Ja’far al-Mutawakkil (232 – 247 Hijriyah). Kesebelas Al-Mu’taz (252 – 255 Hijriyah). Kedua belas Al-Muhtadi (255 – 256 Hijriyah). Ketiga belas Al-Mu’tamid Alalloh (256 – 279 Hijriyah). Keempat belas Al-Mu’tadhid (279 – 289 Hijriyah). Kelima belas Al-Muktafi (289 – 295 Hijriyah). Keenam belas Al-Muqtadir (295 – 320 Hijriyah). Ketujuh belas Al-Qohir (320 – 322 Hijriyah) . Ke dua puluh adalah Ar-Radhi (322 – 329 Hijriyah). Ke dua puluh satu adalah Al-Muttaqi (329 – 333 Hijriyah) dan ke dua puluh dua adalah Al-Mustakfi (333 – 334 Hijriyah)

Sumber : Lembaga Studi Islam (eLSI)