بسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Sultan Mamluk yang paling berjaya adalah Malik Zhahir Ruknudin Baybar al-Bunduq (1260-1277).
Kemenangan pertama Malik Zhahir Ruknudin Baybar al-Bunduq adalah dalam peperangan melawan Mongol di perang ‘Ain Jalut, tetapi puncak ketenarannya didapatkan berkat perjuangannya melawan Tentara Salib. Perlawannya ini menghancurkan inti pertahanan pasukan Franks.
Baybar membangun banyak tempat umum, mempercantik masjid, menerapkan pajak untuk negara, zakat, dan sedekah. Di antara beberapa monumen arsitektur Baybar adalah masjid Agung di Kairo dan Damaskus, serta sekolah yang menyandang namanya masih bertahan hingga kini.
Baybar dikenal sebagai sultan pertama di Mesir yang mengangkat empat orang hakim, mewakili empat mazhab fiqih klasik. Salah satu peristiwa yang sangat penting diketahui pada masa pemerintahan Baybar adalah penobatan satu rangkaian baru dari kekholifahan Abbasiyah yang menyandang nama Abbasiyah, namun hanya mempunyai kekuasaan semu.
Setelah Baybar meninggal, pemimpin dari Dinasti Mamluk yang paling terkenal adalah al-Malik al-Manshur Sayf al-Din Qallawun (1279-1290). Seperti pendahulunya, ia adalah seorang budak dari Turki, tepatnya dari Qipchaq. Qallawun muda kemudian dibawa ke Mesir, dan dijual kepada al-Shalih. Qallawun merupakan satu-satunya penguasa Mamluk yang keturunannya berlanjut hingga generasi keempat. Bahri terkahir, al-Shalih Hajji adalah cicitnya.
Kebijakan-kebijakan Qallawun antara lain, ketika menyerang Armenia Kecil karena mereka membantu pasukan Mongol, dan kastil-kastil tentara Salib dihancurkan. Tripoli yang pernah dibumihanguskan, dibangun kembali beberapa tahun kemudian. Pada akhir pemerintahannya, Qallawun mengeluarkan perintah untuk memecat orang Kristen dari semua kantor pemerintahannya.
Pada masanya pembangunan berkembang dengan pesat, ia merenovasi benteng-benteng pertahanan. Di Kairo ia membangun sebuah rumah sakit, yang tersambung dengan satu masjid-sekolah, serta sebuah kompleks kuburan bangsawan yang besar dengan keindahan seni Arabesque. Qallawun juga membangun beberapa rumah sakit, termasuk di antaranya rumah sakit muslim yang masih ada hingga sekarang. Sultan mendapatkan inspirasi untuk membangunnya saat berbaring karena sakit perut di Rumah Sakit Nuri di Damaskus. Ketika itulah ia bertekad untuk mendirikan rumah sakit di Kairo.
Sumber : Lembaga Studi Islam (eLSI)