Oleh : Hudaini Singkite
Hadir untuk diriku yang sedang sekarat
Datang diwaktu yang tepat
Memberi arti hidup akan semangat
Kemarin kau adalah pundak
Tempatku mengadu hati yang retak
Kau bagai api sang pemberi kehangatan
Untukku yang sedang hancur tanpa harapan
Kini aku mengaku terlalu bodoh
Menilai mu hanya dari satu sisi
Aku lupa bahwa kamu Masi memiliki sisi tersembunyi
Seharusnya aku memahami,kau datang hanya untuk membodohi
Kau rubah segala sesuatu
Kau ceritakan ini dan itu seolah hanya mulutmu yang tau
Hidupmu dipenuhi dengan mengadu
Demi terlihat benar selalu.
Kau merasa sebagai korban
Memutarkan cerita seolah kau sengsara
Bercerita kepada mereka dengan gaya yang manja
Entahlah,muka mana yang harus ditampal darinya
Indah alunan kata demi kata yang terbilang
Bagaikan madu yang sedang di hisap oleh kumbang
Bolehkan aku katakan padamu wahai pecundang
Bila kau sudah tiada ,barulah dunia ini akan senang