Oleh : Mutmainnah
Mahasiswi UIN AR RANIRY Prodi Sosiologi Agama dan Sekolah Kita Menulis
Pandemi sedang berusaha keras dilawan oleh dikalangan banyak orang. Keberadaan pandemi ini mengharuskan pelajar dan pengajar untuk melakukan proses belajar mengajar dengan secara online. Hal ini dilakukan pemerintah baik dari pihak rektor maupun kepala sekolah harus mematuhi instruksi perintah dari pusat untuk melakukan pembelajaran secara daring. Tentu saja hal ini menuai pro dan kontra antara pelajar dan pengajar. Disadari atau tidak ini menjadi salah satu keluhan baik dari pelajar maupun dari pihak pengajar itu sendiri. Pembelajaran secara daring ini tentu saja memakan biaya yang cukup agar bisa melanjutkan proses belajar online ini.
Tidak hanya pelajar dan pengajar yang mengalami keluhan namun juga orang tua yang harus menyediakan dana untuk membeli kuota supaya anak-anak mereka bisa belajar. Tak dapat dipungkiri bahwa keluh kesah para orang tua, pengajar dan pengajar ini sebenarnya menjadi hal yang harus diperhatikan dan diperbaiki.
Berangkat dari ini semua kita juga juga bisa melihat hal yang bersifat positif dari pembelajaran online ini. Misalnya saja seperti dapat mencegah dari kerumunan orang banyak yang mudah terkontaminasi. Biaya pengeluaran uang belanja bulanan diperantau terkurangi yang dapat meringankan sedikit beban dari orang tua. Yang dimana para orang tua setiap bulannya harus menyediakan uang belanja untuk anak-anaknya yang sedang berkuliah. Lebih dekat dengan orang tua dirumah dan sanak famili kita. Kesehatan kita lebih terjaga karena pola makan yang sehat dirumah. Bisa membatu pekerjaan rumah seperti mencuci piring, menyapu dan lain sebagainya. Namun terdapat juga hal minus dari pembelajaran online ini dimana para pelajar dikalangan siswa dan mahasiswa serta pengajar guru/dosen yang harus siap siaga dalam menghadapi pembelajaran online ini.
Disatu sisi mereka harus menyediakan jaringan yang kuat atau dana yang cukup untuk bisa membeli kuota agar bisa belajar. Bahkan pelajar atau mahasiswa rela memanjat pohon atau mendaki sebuah gunung agar bisa mendapatkan jaringan mengikuti proses belajar. Pembelajaran daring juga banyak dikeluhkan karena sistem pembelajaran yang dilakukan secara virtual dianggap sulit untuk dipahami oleh kalangan siswa maupun mahasiswa. Seperti memahami sebuah materi yang diberikan guru/dosen dengan bahan mentah tidak cukup dimengerti. Mengerjakan tugas latihan terkadang membuat mereka kebingungan dan susah untuk membuat suatu tugas. Banyak yang dari sebagian mereka yang belum terlalu mahir dalam menggunakan aplikasi trending belajar seperti pemakaian aplikasi zoom,google meeting dan classroom. Bahkan mereka ada yang pasrah karena tidak bisa menggunakannya.
Tidak hanya pelajar saja yang mengalami kendala, pihak pengajar baik guru maupun dosen harus siap menyediakan bahan pembelajaran agar mudah dipahami oleh anak-anak muridnya. Mencari sebuah ide pembelajaran secara daring yang mudah dipahami oleh anak muridnya dikelas. Bahkan ada seorang guru yang rela pergi ke rumah siswa untuk mengajarkan mata pelajaran karena sebagian dari siswa tidak memiliki Handphone. Sistem pendidikan melalui jaringan ini memang membutuhkan kekuatan yang ektra dan harus banyak bersabar. Pandemi yang sudah kian berkembang biak ini banyak mengajarkan kita untuk harus tetap mandiri dan tidak harus bergantung kepada pemerintah.
Jangan terlalu banyak memikirkan sesuatu atau membuat hati menjadi gelisah serta membuat kita berputus asa dalam bekerja karena keberadaan pandemi. Untuk menangkal atau mencegah pandemi tersebut kita haruslah mengikuti arahan yang telah diberikan oleh pemerintah. Seperti keluar rumah harus memakai masker, mencuci tangan, menyediakan handsanitizer dan menjaga jarak. Jangan kita menganggap masa bodoh atau acuh tak acuh tidak mengindahkan anjuran pemerintah. Justru dengan kita tidak mengindahkan anjuran tersebut akan mudah terkontaminasi dengan pandemi. Banyaknya kasus kematian yang menimpa orang-orang akibat dari pandemi ini. Setiap hari kita sering mendengar berita kabar duka tentang saudara kita yang positif terkena virus corona. Mulai dari anak-anak, remaja, dewasa bahkan juga tim medis. Seiring dengan berjalannya waktu tanda-tanda pandemi akan hilang belum tau pasti dikarenakan pandemi semakin merajalela. Maka dari itu kita harus tetap waspada dan tetap bersikap tenang.
Tetap Semangat
Disaat pandemi mengharuskan kita melakukan pembelajaran secara virtual. Namun hal itu tidak membuat kita patah semangat dalam menekuni proses belajar dan mengajar. Kita tetap bersyukur Allah SWT masih memberi kita anugerah nikmat sehat yang harus kita syukuri. Jangan jadikan alasan belajar online membuat kita jenuh dan tidak bersemangat serta memberatkan kita untuk beraktifitas belajar. Seiring berjalannya waktu pandemi pasti akan segera berakhir. Kita tetaplah tawakkal dan terus berikhtiar kepada Allah SWT agar terhindar dari pandemi. Allah berfirman “ sesungguhnya orang-orang yang mengatakan tuhan kami adalah Allah kemudian mereka istiqamah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula berduka cita”. (QS Al-Ahqaaf:13). Pendemi juga memberikan kita sebuah pelajaran bahwa pentingnya kita untuk menjaga kesehatan juga alam sekitar. Kita perlu mematuhi anjuran baik dari pemerintah maupun tim medis dengan mematuhi protokol kesehatan dan menjaga jarak. Secara sederhana, ada beberapa cara agar belajar online atau dalam jaringan (daring) ini berjalan lancar dan seperti pertemuan tatap muka. Yaitu dengan membuat sebuah kelompok belajar online dengan teman dan guru/dosen seperti grup whatsapp agar mudah mengakses informasi dan agar bisa memahami materi atau yang diberikan, jika tidak mengerti bertanyalah kepada pengajar melalui pesan chattingan tersebut atau mereview jurnal atau mencari jurnal di media sosial atau perpustakaan online. Pembelajaran online yang tidak tau pasti akan berakhir ini membuat kita harus berkecimpung untuk bisa melakukan proses belajar mengajar.
Untuk itu marilah kita membangkitkan spirit belajar agar tercapainya suatu cita-cita yang baik. Serta mendekatkan diri kepada Allah SWT memperbanyak melakukan ibadah, meminta ampun kepada Allah juga bersedekah dan juga bershalawat. Percayalah bahwa pandemi ini akan berakhir jika kita selalu berusaha dan juga berdoa. Ikhtiar dan sabar dalam menjalani aktivitas apapun ditengah pandemi. Tawakal dalam bimbingan dan ridha Allah. Semoga pandemi diangkat Allah di atas muka bumi ini.
“ Dan sungguh akan kami uji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “ Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’un” (Sesunguhnya kami milik Allah, dan kepadanya kami akan kembali)”. (qs Al-Baqarah: 155-156).