Takengon- Kurang lebih Sudah 8 bulan masyarakat Indonesia merasakan pendemi covid-19, Masyarakat sudah mematuhi dan mentaati peraturan Pemerintah untuk mematuhi protokol kesehatan menghindari kerumunan, jaga jarak, memakai masker dan lain - lain. Dalam situasi ini juga membuat keadaan ekonomi masyarakat semakin memburuk karena beberapa bulan kebelakangan ini masyarakat Gayo di kejutakan dengan perubahan harga kopi, yang mana kopi ini adalah komuditi primadona yang menjadi sumber pokok perekonomian masyarakat Gayo.
Pemuda Bintang Mulya Akbar yang akrap di sapa Akbar mengatakan melalui rilisnya "Peran Pemda dan DPRK Aceh Tengah dalam menangani masalah ini sangat penting Pemda harus serius dalam menyikapi permasalahan yang terjadi. Ini menyangkut kesejahteraan masyarakat mereka mewakili dan sebagai penampung aspirasi masyarakat namun tidak pernah memberikan solusi yang kongrit dalam membangun perekonomian masyarakat yang selama ini sulit untuk membangun ekonomi karna di hadapkan dengan situasi covid -19",ungkap Akbar (17/10/2020) Sabtu.
"DPRK dan Pemda Aceh Tengah harus tegas dan serius dalam menangi permasalahan-permasalahan di Gayo ini, ada yang lebih penting di perjuangkan, berjuang untuk mendapatkan eksistensi untuk apa menduduki jabatan sebagai Dewan Perwakilan Rakyat, ini keluh kesah masyarakat harga kopi yang beberapa bulan ini tidak adanya perubahan. Sedangkan masyarakat berharap permasalah kopi ada langkah yang Tegas dari DPRK dan Pemda Aceh Tengah" jelas Akbar.
Akbar menambah kan "sudah sering memberikan janji kepada masyarakat tapi sampai saat ini belum ada terealisasi, disini kami meminta kepada para pemangku kebijakan untuk melakukan terobosan baru dengan langkah-langkah konkrit, untuk menyetabilkan kembali harga kopi seperti semula. Terlebih kita akan menghadapi panen raya, ini menyangkut dengan perekonomian masyarakat yang selama ini sulit untuk membangun ekonomi karna di hadapkan dengan situasi covid -19".
"Dalam hal ini kami berharap para pemangku kebijakan harus berpikir dan bertindak cepat sebelum masyarakat menghalalkan segala cara dan melakukan tindakan yang menjurus pada perilaku kriminal untuk menutupi kebutuhan perekonomiannya".tutupnya
(JB)