Karya : Mauhizah Hasanah
Aku memiliki seorang sahabat yang bernama cika, dia adalah sahabat yang sangat baik, dia sering membantuku jika aku sedang kesusahan, aku sangat bersyukur memiliki sahabat sepertinya, cika berbeda dariku karena cika adalah anak dari orang yang kaya, sedangkan aku adalah anak dari keluarga yang sederhana, aku tulus berteman dengan cika tanpa melihat statusnya, begitu juga dengan dirinya.
Pagi ini aku berangkat ke sekolah, tepat jam 06.30 aku menunggu angkutan umum di depan gang rumahku, setiap harinya aku selalu menunggu angkutan umum untuk berangkat ke sekolah, sudah lama aku menunggu, tapi tak ada satu angkot pun yang lewat, aku sedikit gelisah karena aku sangat takut terlambat untuk masuk kelas, aku tidak ingin jika pagi ini aku tidak bisa masuk kelas tepat waktu. Pagi ini hanya ada taxi yang lewat, namun uang ku tidak cukup jika harus menaiki taxi, aku bingung jika aku tidak menaiki taxi maka aku akan terlambat, pagi ini guru yang masuk ke kelasku adalah guru yang kiler, aku tidak ingin jika tidak diizinkan masuk kelasnya, karena bapak itu tidak suka jika ada siswa yang terlambat untuk masuk kelasnya.
Sekarang sudah jam 07.30 sudah 1 jam aku menunggu, aku tidak bisa lagi menunggu terlalu lama, aku berjalan kaki menuju sekolahku, tak lama aku berjalan, tiba-tiba ada mobil yang berhenti disampingku, ternyata dia adalah teman sekelasku adit, aku menunduk malu, bukan karena aku malu berjalan kaki, namun aku malu bertemu dengannya. Adit menyapaku "Larisa kenapa kamu jalan kaki, ayo berangkat denganku, aku menolak, dan mengatakan biar aku jalan kaki saja, namun adit mengajakku lagi "ayo larisa cepat, karena sebentar lagi pak andi akan masuk, kita hanya butuh waktu sebentar lagi untuk sampai ke sekolah", akhirnya aku menaiki mobil adit dan berangkat bersamanya ke sekolah.
Aku sangat dek-dekan sekali, karena dari kelas 1 dari pertama masuk aku sudah menyukai adit, tapi cinta ku ini cinta dalam diam ya, aku dan adit sangat jarang berkomunikasi walau kami berdua satu kelas, baru kali ini adit menyapaku dan baru kali ini juga aku berangkat sekolah dengannya, didalam mobil kami hanya diam dan tidak ada berbicara sama sekali. Sampai tiba disekolah, aku turun dari mobil adit dan berterima kasih padanya, adit hanya tersenyum, sungguh ini tidak pernah kubayangkan sebelumnya aku bisa berangkat sekolah dengannya, walaupun aku sadar ini semua hanya kebetulan saja, dan aku sadar adit tidak mungkin menyukaiku, karena status kami yang berbeda, di tambah lagi adit adalah siswa yang banyak digemari oleh siswi yang ada di sekolah ini, adit juga siswa yang pintar, tak mungkin jika dia menyukaiku. Aku pergi menuju kelas sendirian, dan adit pergi menuju parkiran, aku sangat senang sekali, namun aku tetap tidak boleh berharap lebih pada adit, karena aku tau ini akan menyakiti hatiku nantinya, karena tidak mungkin aku bisa mendapatkan adit.
Aku bertemu dengan cika sahabatku, aku melihatnya sedang duduk dan aku menyapanya, namun aku tidak akan memberitahu cika jika pagi ini aku pergi ke sekolah bersama adit, karena aku tidak ingin membuat cika sakit hati, aku juga mengetahui jika cika menyukai adit, bukan aku mau menghianati sahabatku, namun aku baru mengetahui kalau cika menyukai adit saat kelas 2, jadi aku tidak berniat jatuh cinta pada laki-laki yang juga ia cintai. Adit masuk ke kelas, aku sangat senang jika hanya melihat wajahnya saja, karena itu membuat hariku menyenangkan, dan aku tidak bersemangat jika adit tidak masuk kelas, ya memang begitulah rasanya jatuh cinta, melihatnya saja sudah membuatku bahagia.
Sore ini aku dan cika akan pergi jalan-jalan ke mall, aku akan menemani cika untuk berbelanja, sampai tiba di mall, aku dan cika melihat adit sedang bersama seorang wanita, kami sedikit heran, karena biasanya juga adit kalau pergi kemana-mana ia selalu bersama dengan rendi sahabatnya, kami tidak tau apakah ini pacar adit, tapi sudah sampai kelas 3, ini pertama kalinya kami melihat adit bersama seorang wanita, hati cika sangat sakit, tidak terkecuali denganku, bahkan aku merasa hatiku lebih sakit, aku seakan tidak menerima jika adit memiliki seorang pacar.
Aku dan cika pergi untuk berbelanja, cika curhat denganku bahwa dia sangat kesal melihat adit bersama wanita lain, cika mengatakan dia akan berusaha untuk mendapatkan adit, besok cika akan meminta nomor adit dan akan berterus terang dengan adit, bahwa dia menyukai adit sudah sejak lama, aku sedikit khawatir aku takut jika adit menemerima cika nantinya. Sekarang saatnya aku dan cika akan pulang ke rumah, kali ini kami telah selesai berbelanja, cika akan mengantarkanku pulang kerumah, saat di rumah aku masih kepikiran aku takut jika besok aku akan sakit hati melihat mereka bersama, karena aku yakin adit akan menerima cika, karena cika adalah gadis yang cantik, baik, dan juga kaya jadi mereka berdua memiliki status yang sama dan memang cocok untuk bersama.
Hari ini aku berangkat kesekolah dengan wajah yang murung dan tidak bersemangat, namun aku tidak ingin jika cika melihat wajahku seperti ini, karena aku takut jika nanatinya cika mengetahui bahwa aku cemburu dan tidak suka jika melihat cika bersama dengan adit, namun aku harus terlihat bahagia jika sahabatku bahagia, sampai tiba disekolah aku melihat cika sangat bersemangat karena hari ini ia akan mengatakan cintanya pada adit. Sekarang aku menunggu cika di kelas, karena sekarang cika akan menemui adit, cika memanggil adit, dan aditpun menoleh melihat cika, cika memberitahu adit perasaannya, bahwa cika mencintai adit sudah sejak lama, dan adit menjawab bahwa dia tidak bisa menerima cinta cika, karena dia sudah mencintai wanita lain, dan dia meminta maaf kepada cika.
Hati cika sangat hancur saat adit menolaknya, cika menangis dan pergi meninggalkan adit, aku melihat cika pergi dan aku berlari mengejar cika tanpa melihat adit, seharusnya aku senang karena adit menolak cinta cika, namun aku tak sanggup melihat cika sakit hati, aku menemui cika dan memberinya semangat, aku tidak ingin melihat cika sakit hati karena aku sangat sayang pada cika sahabatku. Kali ini aku menemani cika tidur dirumahnya, karena cika mengajakku untuk menemaninya malam ini, aku tau bahwa cika sangat sedih, dan aku akan menghibur cika, sampai dirumah kami bermain bersama untuk menghilangkan kesedihan cika, saat itu aku tak menyangka cika berkata padaku bahwa aku tidak boleh jatuh cinta atau pacaran dengan adit, karena cika sangat sakit hati dengan adit, dan saat itu aku berjanji pada cika bahwa aku tidak akan pernah jatuh cinta atau pacaran dengan adit.
Pagi ini kami berangkat kesekolah bersama, aku memberitahu cika bahwa aku harus pergi ke perpustakaan karena aku ingin mengembalikan buku yang telah ku pinjam 3 hari yang lalu, dan kini bukunya harus aku kembalikan, tiba diperpustakaan tak sengaja aku bertemu dengan adit, kali ini aku ingin menghindari adit untuk dapat melupakannya, aku ingin menghilangkan rasa cintaku pada adit dengan menjauhinya, karena aku telah berjanji pada cika.
Kali ini adit tiba-tiba memanggilku, dia menanyakan keadaan cika, dan meminta maaf padaku karena telah menyakiti hati sahabatku cika, aku tau adit adalah laki-laki yang baik, walau ia telah menyakiti hati sahabatku dengan menolaknya, namun aku tau bahwa cinta tidak bisa dipaksakan, aku memberitahu adit bahwa cika sekarang baik-baik saja, dan adit berkata baiklah kalau begitu, dan adit pergi menuju kelas. Hari ini pak andi masuk dan memberikan tugas kerja kelompok, 1 kelompok terdiri dari 2 orang, aku tak menyangka bahwa aku satu kelompok dengan adit, aku sebenarnya sangat bahagia, namun aku takut tidak bisa menghilangkan perasaanku pada adit, cika sangat kesal karena dia tau aku satu kelompok dengan adit, sekarang cika sangat membenci adit.
Siang ini aku dan adit akan mengerjakan tugas, aku sangat bahagia karena bisa bersama adit, namun terkadang aku tersadar bahwa aku harus menjauhi adit, kami mengerjakan tugas kerja kelompok kami di perpustakaan, adit dan aku mengerjakan tugas sampai selesai, kini kami akan beranjak pulang, namun karena lelah mengerjakan tugas, adit mengajakku pergi makan, aku sebenarnya menolak, namun adit tetap mengajakku pergi dan akhirnya aku pergi makan bersama adit.
Sekarang adit mengantarkanku pulang kerumah, di mobil aku bertanya pada adit, "dit maaf ya sebelumnyaa ku mau tanya, cewek yang sama kamu di mall itu siapa, itu cewek yang selama ini kamu suka ya, makanya kamu menolak cika?" adit hanya tersenyum dan tidak menjawab pertanyaanku, aku pun semakin yakin kalau wanita itu ialah pacar adit dan wanita yang ia cintai. Sekarang aku dengan adit semakin dekat, padahal ini semua berawal dari kerja kelompok, sekarang kami sering bersama kadang kami ke perpustakaan bersama untuk belajar.
Kali ini aku masuk ke kelas, dan tiba-tiba cika marah padaku karena sekarang aku sudah dekat dengan adit, dan cika mengatakan " Larisa diam-diam kamu suka kan sama adit, udah sekarang lebih baik kamu jujur sama aku, Sekarang kita bukan sahabat lagi". Aku sangat sedih mendengar cika mengatakan ini, aku bilang pada cika bahwa aku dan adit hanya teman belajar tidak lebih dari itu, namun cika tidak percaya, dan akhirnya cika menjauhiku. Sekarang waktunya pulang, tiba-tiba adit menemuiku, aku mengatakan pada adit kalau dia tidak perlu menemuiku lagi, adit heran mengapa tiba-tiba aku menyuruhnya untuk menjauhiku, aku tidak mengatakan apa-apa lagi, dan aku langsung pergi meninggalkan adit.
Keesokan harinya hariku sangat sepi, karena aku tidak lagi memiliki sahabat yang lucu yang sering menggangguku, dan aku tidak belajar bersama lagi dengan adit, karena sekarang aku sendirian, hariku kini tidak berwarna dan aku sudah malas untuk pergi kesekolah, aku menyesal karena telah membuat cika marah, aku juga menyesal karena menyuruh adit untuk menjauhiku. Namun apapun yang terjadi aku harus tetap pergi kesekolah, karena aku harus sukses untuk membahagiakan orang tua dan keluargaku.
Aku masuk kelas dengan wajah yang murung dan tidak bersemangat, aku tetap berusaha untuk belajar dengan fokus, setelah selesai pembelajaran cika menemuiku dan meminta maaf denganku, cika mengatakan " Larisa aku minta maaf ya, adit telah menjelaskan padaku bahwa kamu dan adit hanya teman belajar, aku sekarang sadar bahwa cinta memang tidak bisa dipaksakan, dan aku sekarang tidak lagi membenci adit, karena aku tau kalau adit tidak bisa menjadi pacarku, tapi adit kan masih bisa jadi temanku", aku sangat bahagia dan lega mendengar ini semua, aku juga meminta maaf kepada cika, dan kami kembali bersahabat lagi, aku tidak ingin mengulang kesalahan yang sama, dan aku ingin tetap bersahabat bersama cika selamanya. Cika menyuruhku menemui adit untuk meminta maaf pada adit, karena telah menyuruhnya menjauhiku, aku pergi menemui adit dan meminta maaf padanya," adit aku minta maaf ya" adit mengatakan bahwa ia tidak pernah marah padaku dan adit telah memaafkanku, adit memang pria yang sangat baik.
Hari ini aku melihat adit dekat dengan cika, aku tidak tau kedekatan mereka ini hanya sebagai teman atau lebih, walau aku tau adit telah menolak cika, namun bisa saja cinta muncul diantara mereka berdua, sekarang aku tidak menemui cika, karena aku tidak ingin mengganggu mereka, rendi teman adit datang menemuiku dan mengajakku pergi ke perpustakaan, rendi adalah pria yang juga baik, dia juga pria yang tampan dia hampir sama dengan adit, banyak juga wanita yang mendekatinya dan menyukainya, aku dan rendi memiliki hobi yang sama kami suka membaca novel, aku juga baru mengetahuinya.
Sekarang aku semakin dekat dengan rendi, aku sering bersama dengannya di perpustakaan, karena kami memiliki hobi yang sama, walaupun sering bersamanya aku tak pernah memanggap rendi lebih dari teman, aku tetap hanya menyukai adit, kali ini rendi mengajakku untuk menonton pertandingan sepak bola antara sekolahku dengan sekolah lain, adit juga ikut dalam pertandingan ini, cika juga mengajakku menonton pertandingan sepakbola ini, aku dan cika pergi berdua siang ini untuk menonton pertandingannya.
Aku dan cika tiba di sana untuk menonton pertandingan ini, kami berdua bersama teman yang lain mendukung tim dari sekolah kami, adit dan rendi sudah pasti jadi teriakan semua wanita, karena ketampanan mereka semakin terlihat saat bermain bola, saatnya istirahat adit dan rendi menemui kami, aku memberikan rendi minum dan cika juga memberi adit minum, walaupun sebenarnya yang ingin kuberikan minum adalah adit, namun apalah dayaku aku tak bisa melakukannya.
Selesailah pertandingan sepak bola, sekolah kami memenangkan pertandingan ini, rendi mengajak adit sahabatnya dan mengajak cika dan aku untuk pergi makan, cika pun mengatakan ia, namun aku dan adit hanya terdiam, akhirnya mereka memaksa kami untuk ikut, kami pun pergi makan bersama, kami pergi ke mall, sampai di mall kami bermain bersama, dan lanjut untuk makan, setelah selesai makan, tiba-tiba rendi mengungkapkan perasaannya denganku, aku sangat heran aku tak menyangka rendi selama ini mencintaiku, aku kira rendi memiliki perasaan yang sama denganku yaitu hanya perasaan sebagai seorang teman maupun sahabat, cika mengejekku dan mengatakan "cie, ternyata kamu dekat sama rendi selama ini bukan hanya sebagai teman, kalian berdua ternyata memiliki hubungan yang lebih ya,", aku mengatakan pada rendi, " rendi maaf ya selama ini aku hanya menganggap kamu sebagai teman, tidak lebih dari itu, sekali lagi aku minta maaf ya", rendi kelihatan sangat sedih, aku pun merasa bersalah, sekarang kami beranjak pulang kerumah.
Hari ini aku berangkat kesekolah dijemput dengan cika, entah mengapa hari ini dia menjemputku, saat dimobil cika bertanya kepadaku " Larisa kenapa kamu menolak rendi, apa kamu tidak memiliki perasaan dengannya, bukannya selama ini kalian berdua sudah dekat ya, apa kamu mencintai orang lain, aku menjawab pertanyaan cika dan mengatakan bahwa aku hanya menganggap rendi sebagai teman, dan aku tidak ada menyukai orang lain, tiba di sekolah, ternyata cika curiga padaku ia merasa aku berbohong padanya, dan merasa bahwa aku mencintai adit, cika memperhatikanku saat memandang adit, dia melihat aku saat memandang adit berbeda dengan laki-laki lain, cika semakin curiga, saat aku pergi ke kamar mandi kemudian dia diam-diam mengambil diaryku di dalam tas dan membaca semua, saat itu cika tau bahwa aku sangat mencintai adit jauh sebelum cika mencintai adit.
Saat aku pulang dari kamar mandi cika tidak ada memberitahuku apa-apa, saat pulang kali ini cika tidak mengantarkanku pulang, dan mengatakan dia kali ini buru-buru harus pulang kerumah, dan aku mengatakan tidak apa-apa aku akan pulang sendiri, ternyata cika menemui rendi dan mengatakan semuanya, rendi berpendapat yang sama dia menganggap adit juga menyukai larisa, karena saat membuka buku adit dia melihat inisial huruf L, dia merasa bahwa itu adalah larisa, mereka berdua membuat cara untuk menyatukanku dengan adit, karena mereka tau bahwa aku dan adit tidak mungkin bisa bersatu karena adit tidak akan mengungkapkan perasaannya, begitu juga denganku aku tidak akan mengungkapkan perasaanku pada seseorang yang aku suka, cika juga mengingat bahwa aku pernah berjanji padanya bahwa aku tidak akan pernah jatuh cinta dengan adit, cika menganggap bahwa aku tidak akan mengingkari janjiku padanya.
Besok adalah hari kelulusan kami, karena kami telah selesai melaksanakan ujian nasional, hari ini cika mengatakan semuanya, dia mengatakan bahwa dia sudah mengetahui aku menyukai adit, cika menceritakan bagaimana cara cika mengetahui itu semua, aku sedikit kesal dan marah, namun cika meminta maaf dan mengatakan bahwa aku harus mengungkapkan perasaanku, dan dia mengatakan bahwa adit juga menyukaiku, walaupun aku tidak percaya namun aku sangat senang, aku tidak sabar untuk menemui adit sekarang, cika menyuruhku menemui adit dilapangan.
Kali ini cika yang bergantian menemaniku untuk mengungkapkan perasaanku dengan adit, saat aku sampai ke lapangan, dengan hati yang senang dan sangat bahagia, aku tidak menyangka bahwa aku akan merasakan kekecewaan dan kesedihan, aku tak mampu menahan air mataku yang tiba-tiba jatuh dipipiku, saat sampai ke lapangan aku melihat adit dengan seorang gadis yang sama saat aku melihatnya di mall waktu itu, lututku serasa bergetar dan lemah, hatiku patah dan pikiranku melayang aku berjalan berbalik arah, adit melihatku dan berjalan menuju kearahku sambil memanggilku, dan aku berhenti, sampai adit tiba didepanku, aku hanya tersenyum padanya dan mengatakan selamat, aku tak berkata panjang lebar, hanya kata selamat yang mampu kuucapkan dan aku kembali menuju cika, saat aku berjalan tiba-tiba aku terjatuh dan adit mencoba membantuku, namun aku menolak dan tetap berjalan, adit berkata " larisa apakah kamu baik-baik saja, aku menggelengkan kepalaku, dan tak mau menoleh melihat adit lagi, karena aku sudah tak mampu menahan air mataku yang berjatuhan, aku mengajak cika pulang, cika bertanya mengapa aku menangis, aku hanya terdiam dan cika mengantarkanku pulang.
Sampai kerumah aku menangis dan ibuku bertanya " larisa sayang kenapa kamu menangis, aku menceritakan semuanya dan tidur dipangkuan ibu, ibuku mengelus rambut ku dan memberikan semangat padaku, 4 tahun telah berlalu, sekarang aku sudah tamat kuliah dan besok adalah hari wisudaku, aku mengabari cika sahabatku untuk datang di acara wisudaku, saat ini aku sudah menyelesaikan perkuliahanku, aku mengambil jurusan yang kusuka yaitu tata busana, karena aku ingin menjadi seorang desainer, ibu dan keluargaku datang menemaniku di wisuda itu, aku melihat cika sahabtku bergandeng tangan dengan seorang pria ternyata pria itu adalah rendi teman sma kami berdua, aku tak menyangka bahwa mereka sekarang menjadi pasangan kekasih, tiba-tiba aku memikirkan adit saat melihat rendi.
Aku sungguh tak menyangka karena aku melihat adit datang di acara wisudaku, aku terkejut dan heran, namun aku melihat adit bersama wanita itu, aku mengira mereka juga adalah sepasang kekasih, namun ternyata wanita itu adalah sepupu adit, aku tidak menyangka ini semua, dina sepupu adit menceritakan semuanya, dia juga mencerita saat kami bertemu di mall, ternyata adit melihatku dan cika, adit mengatakan kepada dina bahwa aku adalah wanita yang adit suka mulai dari pertama masuk kelas 1 sma, dan saat dilapangan adit mengatakan pada dina bahwa ia akan mengungkapkan perasaannya padaku, saat itu dina bersama dengan adit, karena dina mau menjemput adit, saat itu adit tidak membawa mobil kesekolah, aku sedikit menyesal karena waktu itu aku langsung pulang dan tidak bertanya pada adit tentang wanita itu, aku dan dina kembali menemui adit, sekarang adit berbicara padaku dan mengatakan perasaannya, adit melamarku didepan orang tua, keluarga dan sahabatku, aku menerima lamaran adit dan seminggu lagi kami akan menikah, aku tak menyangka bahwa selama ini adit juga mencintaiku, adit adalah cinta pertamaku, dan aku juga adalah cinta pertama adit, dan selama ini wanita yang adit katakan pada cika wanita yang ia cintai adalah aku, aku sungguh sangat bahagia bisa hidup bersama dengan seseorang yang sangat aku cintai sejak lama.
TAMAT…
Terima kasih saya ucapkan kepada Allah yang telah memberikan saya kemudahan untuk menulis dan menyelesaikan cerpen ini, terima kasih juga kepada orang tua dan kakak yang telah memberikan saya semangat dalam menulis, dan terima kasih kepada semua pembaca yang telah membaca cerpen saya yang jauh dari kata sempurna.