Oleh : Suhardiman, S.T
Siapa yang tidak menginginkan pemekaran provinsi ALA-ABAS? pastinya seluruh rakyat Aceh wilayah Louser Antara dan Barat Selatan khususnya sudah sejak lama mengidamkan hal tersebut terwujud
Selaku pemuda gayo saya pribadi
sangat merasa yakin bahwasanya seluruh elemen masyarakat Louser Antara dan
Barat Selatan sangat mendukung penuh perjuangan untuk pemekaran provinsi
ALA-ABAS yang selama belasan tahun sudah di perjuangkan walau pun hingga saat
ini masih nihil keterwujudannya, apalagi alasan yang terkait salah satunya
adalah tentang pemerataan pembangunan, bahkan masih hangat terdengar baru-baru
ini DPR Aceh berupaya membatalkan proyek tahun jamak (multiyears) tahun
2020-2022 dengan pagu anggaran Rp. 2,7 triliun, adapun proyek tersebut terdiri
dari pembangunan 12 ruas jalan yang akan mengkoneksikan antar daerah nantinya.
Jadi wajar saja isu pemekaran
tersebut kembali mencuat saat ini, bahkan bukan lagi berupa isu lagi yang
terdengar melainkan juga bisa saja menjadi ancaman dan mendesak pemerintah Aceh
agar menyetujui pemekaran provinsi ALA-ABAS, namun yang terlihat dihadapan
masyarakat justru DPR Aceh seolah mengamini pemekaran tersebut terjadi apabila
DPRA tetap saja berkeras ingin membatalkan proyek multiyears 2020-2022 di
provinsi Aceh, karena masyarakat wilayah Louser Antara dan Barat Selatan merasa
minimnya keadilan pemerintah Aceh terhadap pembangunan di wilayah tengah Aceh khususnya.
Maka sudah menjadi kewajiban
pemerintah untuk memberi perhatian penuh dan mensejahterakan rakyatnya dan
salah satunya adalah merupakan pembangunan ruas jalan sangat berpengaruh besar
sebagai akses untuk memajukan suatu daerah serta meningkatkan pertumbuhan
ekonomi masyarakat.
Selaku pemuda Louser Antara sangat
berharap semoga DPRA dapat mengurungkan niatnya untuk membatalkan proyek tahun
jamak (multiyears) yang sedang di lelang oleh pemerintah Aceh saat ini,
sebagaimana kita ketahui masyarakat Aceh yang berada di wilayah Louser Antara dan
Barat Selatan mayoritas adalah petani maka pembangunan ruas jalan tersebut
tentunya sangat di harapkan juga oleh masyarakat di daerah tersebut demi
melancarkan pemasaran hasil perkebunan maupun hasil tani lainnya.
Sejauh ini kita perhatikan
pemerataan pembangunan lah yang menjadi faktor utama alasan untuk memekarkan
provinsi ALA-ABAS yang sebenarnya, sedangkan jika di urut jauh kebelakang hal
ini sudah lama redam namun mencuat kembali serta pembatalan proyek tahun jamak
(multiyears) oleh DPRA di jadikan salah satunya alasan kuat masyarakat Aceh wilayah
Louser Antara dan Barat Selatan untuk minta pisah.
Maka menurut saya salah besar
jika ada anggota DPRA yang berasumsi atas menciptakan blunder bahwa Plt
Gubernur Aceh yang ingin memecah belah bangsa Aceh, sementara yang berupaya
menggagalkan keadilan bagi masyarakat Aceh adalah DPRA itu sendiri, yang berupa
proyek tahun jamak (multiyears) terdiri dari pembangunan 12 ruas jalan yang
sejauh ini sangat diharapkan oleh masyarakat Aceh tentunya.