Ia berlari diatas buminya
Tiada arah menatap ke depan
Lumuran darah berbalut dalam dirinya
Membasahi kekelaman jiwanya
Suntikan tajam menghantar gelap penakut jiwa
Akankah sudi duduk semeja dengan sang pemegang saham
Akankah mampu melangkah berdampingan dengan aroma menyegat
Siapa yang mampu beradu pandang tanpa berucap
Sayatan belati mengoyak harapan jiwa
Menelantarkan poin-poin tinta pelukis masa
Orang berbondong berharap temu
Mata sekilaspun tak terlihat tulus melirik
Di mana?
Di mana untaian kasih yang dahulu disemai
Ke mana bibit unggulan kau lemparkan
Kata dahulu laksana puisi indah untuk sang pacar
Kini lenyap bagai tak pernah terucap.