Oleh : Ayu Mentari
Jika senja datang hanya dalam waktu sesaat
Maka matahari pun akan menentukan saat terbitnya
Semua cahaya bisa redup dan pergi dalam waktu tak menentu
Namun ada satu cahaya yang ku pikir tak akan pernah padam
Cahaya cinta nan suci dari seorang wanita mulia
Yang senantiasa menjaga tanpa harap imbalan
Yang senyumnya begitu teduh memberi kenyamanan
Masih terniang di setiap dekat langkahnya
Celotehan manja saat ingin menuturkan kata
Mungkin masih sukar baginya melepas mesti begitu perih
Waktu tak akan pernah bisa mengulang
Waktu hanya mampu mengoreskan tinta-tintannya
Yang menjadikan sebuah tulisan dalam pilar kenangan
Saat tangan mungil itu kini menjabat dan berharap lepas
Mengharap agar sayup-sayup itu dibiarkan berkiprah
Agar melukis sebuah coretan yang baru
Ingin rasanya menderukan pilu hanya padanya
Tapi tak mungkin leluasa lagi hatinya mengikat
Terlalu sukar jika dipikirkan
Mungkin tak akan mampu bila hanya sekedar dituturkan
Atau sekedar ucapan pada larik-larik yang indah
Tak akan mampu melukiskan banyaknya titian hari yang telah terlewati
Dirinya adalah cahaya cinta yang tak pernah padam
Hanya mampu berkata terima kasih karena telah memberi tanpa harap
Yang berjuang tanpa lelah
Dan aku tau,
Cahaya cinta akan tetap mekar hingga titik pengakhiran.