Oleh Khairunnisak
Generasi Baru Indonesia Aceh (GenBI Aceh)
Meningkatnya pertumbuhan ekonomi dapat menandakan bahwa akan semakin banyak tenaga kerja yang terserap oleh lapangan kerja. Dan akan mengakibatkan angka pengangguran berkurang dan kemiskinan yang semakin menurun. Namun nyatanya, peningkatan pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang tidak selalu diikuti dengan peningkatan lapangan pekerjaan. Sehingga mengakibatkan jumlah angka pengangguran masih tergolong tinggi. Aceh termasuk provinsi dengan penganguran terbanyak yang saat ini berada pada posisi kedelapan sebagai daerah yang memiliki pengangguran terbanyak di Indonesia.
Salah satu yang mempengaruhi angka pengangguran adalah tingkat pendidikan. Kekurangselarasan antara perencanaan pembangunan pendidikan dengan perkembangan lapangan kerja akan menjadi salah satu penyebab terjadinya pengangguran khususnya penggaguran terdidik. Maksud pengangguran terdidik disini merupakan pengangguran yang berpendidikan atau lulusan universitas atau seorang yang telah lulus pendidikan dan ingin mendapatkan pekerjaan namun belum mendapatkannya.
Berdasarkan Badan Pusat Stastistik (BPS) Aceh menyatakan jumlah pengangguran mencapai 136 ribu orang hingga Februari 2020 dengan penyumbang paling tinggi dari kalangan lulusan perguruan tinggi. Dimana pendidikan diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat memperoleh pekerjaan sesuai dengan jenjang pendidikan yang telah ditempuhnya.
Faktanya lembaga pendidikan di Indonesia hanya menghasilkan pencari kerja, bukan pencipta kerja. Disisi lain para pengangguran terdidik ini lebih memilih pekerjaan yang formal dan mereka mempunyai kemauan bekerja di tempat yang langsung menempatkan mereka di posisi yang baik, dapat banyak fasilitas, dan langsung mendapat gaji besar. Dan bahkan ada yang menginginkan pekerjaan yang santai namun gaji besar. Sedangkan mereka yang berpendidikan rendah cenderung tidak memilih atau menerima pekerjaan apa saja yang penting bagi mereka ada pekerjaan. Hal ini dapat dilihat dari tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) untuk lulusan perguruan universitas tertinggi yaitu sebesar 8,30 persen jika dibandingkan dengan TPT untuk SMA sebesar 8,15 persen dan yang terendah TPT untuk SD hanya sebesar 1,9 persen.
Selain adanya ketidakseimbangan pencari kerja dan lapangan kerja di Aceh, peningkatan jumlah pengangguran intelektual dinilai karena kurangnya kesiapan kompentensi mahasiswa. Menjadi seorang lulusan yang yang mampu secara akademis tidak cukup, mereka perlu tambahan keterampilan di luar bidang akademik yang mereka kuasai. Kemajuan teknologi juga menjadi salah satu penyebab banyaknya pengangguran karena Banyak pekerjaan yang sudah menggunakan robot yang dapat bekerja secara otomatis sehingga tenaga kerja yang dibutuhkan semakin berkurang.
Oleh Karena itu perencanaan pendidikan yang adaptif dan inovatif diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap pengangguran terdidik, sehingga dapat melahirkan alumni yang berkompeten dan dapat meningkatkan sumber daya manusi yang membantu penciptaan lapangan kerja. Hal ini menunjukkan secara tidak langsung tingkat pendidikan mempunyai pengaruh terhadap pengangguran. Oleh karena itu penting adanya integrasi antara perencanaan pendidikan dan upaya mengurangi jumlah pengangguran.
Dan integrasi perencanaan pendidikan dengan pasar tenaga kerja sehingga lulusan sesuai kebutuhan industri. Karena fakta di lapangan bukan mereka yang pintar dan berprestasi secara akademik yang cepat mendapatkan pekerjaan. Hal ini menunjukkan perlunya pembenahan dalam sistem perencanaan pendidikan nasional. Dan dengan ini diharapkan penganguran berkurang.
Sehingga ketika pengangguran menurun maka akan berdampak baik terhadap pertumbuhan ekonomi di Aceh serta akan berdampak terhadap penurunan tingkat kemiskinan di bumi serambi Mekah ini.