Oleh : Alfin Aska
Serpihan mutiara retak
Di dinding kaca yang juga retak
Ada sebuah fhoto usang berbingkai hitam
Menjadi saksi hati yang kian suram
Nuansa masa lalu yang kian ripuh
Menyisakan barisan dinding rapuh
Rumah tua yang hampir rubuh
Begitu lama tak pernah tersentuh
Ada ribuan hari yang terlalui
Saat semua masih membersamai
Sebelum prahara itu terjadi
Sejuta prasangka mengurui
Katanya tujuh purnama itu indah
Tapi mengapa hadirkan gundah
Berkali kali janjikan harsa
Berkali juga hati nelangsa
Ketika indurasmi di langit pias
Terdayuh sukma di bayangan gelas
Wajah anindita yang terus terluka
Karena keangkuhan sang pujangga
Bener Meriah,28/08/2020