Oleh : Ayu Mentari
Seorang dengan kilaunya yang menggoda berseru,
Ini adalah tanah dengan sejuta warna
Penuh tawa yang germerlap
Penuh hiasan-hiasan yang fana
Penuh dengan rumus penantang
Hidup berjalan dengan kibasan yang penuh kilauan
Jawab rintih sang mata sebam dengan ucap yang lirih
Ini adalah tanah yang berlumur kesedihan
Penuh dengan tawa yang mengerikan
Penuh dengan ilusi yang tak terelakan
Ini adalah tanah dengan teriak yang membara
Ya, ini adalah tanah dengan dua sudut yang berbeda
Ini adalah aliran darah yang mengalir dalam denyut yang tak serupa
Bergantinya sang waktu tak membuat aliran berubah arah
Yang silau semakin berkilau
Yang padam semakin meradang
Dua lakuk yang membalur dalam satu kata yang katanya 'Kita'
Namun, dengan dua aliran yang tak pernah bisa bersama memandang
Terlalu luas ruas yang terlentang
Terlalu jarak ucap yang terkenang
Aliran yang ada tak akan pernah bisa mengubah masa yang terlewatkan
Hingga membuat masa yang baru hanya mampu bertahan
Bertahan dalam aliran yang sesuai pandang