Notification

×

iklan dekstop

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Sudah Efektifkah Kuliah Daring?

Rabu, 08 Juli 2020 | Juli 08, 2020 WIB Last Updated 2020-07-08T05:08:47Z


Oleh  Aiyub Azhari
Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry & Siswa Sekolah Kita Menulis

Pandemi COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) belum berakhir sampai saat ini ,masih menyebar di seluruh dunia termasuk Indonesia yang sudah mencapai puluhan ribu terkena positif corona. Untuk memerangi virus corona pemerintah telah melakukan berbagai cara. Mulai dari menerapkan aturan jaga jarak dan menghindari keramaian hingga new normal.Virus corona telah mengubah semua kehidupan manusia menjadi kehidupan yang serba online. Dampak pandemi ini sangatlah luas hampir semua sektor terkena baik di sektor ekonomi, sosial bahkan dampak di sektor pendidikan.

Dampak di sektor pendidikan yaitu semua pembelajaran yang semulanya berlangsung dengan tatap muka di alihkan ke pembelajaran daring ,mulai dari SD , SMP dan SMA, bahkan di tingkat perguruan tinggi, sesuai dengan surat edaran Kemendikbud nomor 2 tahun 2020 dan nomor 3 tahun 2020,Tentang kebijakan belajar dari rumah mulai diterapkan pada tanggal 9 Maret 2020 .Hal ini dilakukan pemerintah untuk memutuskan mata rantai peredaran COVID di sekolah-sekolah dan kampus-kampus. Selama tiga bulan belakang hampir semua kampus melakukan proses pembelajaran melalui daring dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi di era sekarang ini. Kuliah daring merupakan salah satu solusi pembelajaran di masa pandemi ini, kuliah daring memberikan pembelajaran jarak jauh dimana bahan kuliah yang diberikan melalui berbagai aplikasi untuk menunjang keberlangsungan belajar online, seperti google Classroom, canvas, zoom, google meet, dan aplikasi lainya.

Lantas yang jadi persoalannya sudah efektifkah perkuliahan dengan menggunakan aplikasi tersebut?. Apakah kefektifitas perkuliahan daring ditinjau dari kemauan dosen atau ditinjang dari kemauan mahasiswa? Kuliah daring nampaknya memang sangat menyenangkan karena mahasiswa dan dosen dapat mengakses kuliah online dimana saja, baik di rumah sambil berkumpul dengan keluarga atau ditempat lainnya selama tempat mereka memiliki koneksi internet.

Realitanya kondisi perkuliahan hari ini tidak semua mahasiswa senang dengan perkuliahan daring ini, sangat banyak mahasiswa mengeluh, karena merasa bosan,banyak tugas,melelahkan, dan banyak lagi keluhan lainnya.

Selain pembelajaran yang dilakukan secara online, proses ujian seperti kuis, UTS (Ujian Tengah Semester) dan UAS (Ujian Akhir Semester) juga dilakukan secara online. Tentu tingkat kesulitan ujian dan tugas jadi naik dan waktu ujian yang diberikan dosen lebih singkat. Karena mahasiswa bisa melihat catatan saat UTS, sehingga banyak dosen yang memberikan tugas atau ujian yang sulit ke mahasiswanya. Tentu hal ini sangat memberatkan mahasiswa karena mahasiswa harus belajar sendiri tanpa penjelasan langsung dari dosen.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi efektifitas pembelajaran daring di antaranya sebagai berikut. Pertama. Faktor dosen. Dosen sangat mempengaruhi efektifnya sebuah pembelajaran karena dosen yang memberikan ilmu ke mahasiswanya. Tapi dimasa pandemik ini banyak dosen belum mampu menciptakan pembelajaran yang aktif dan menarik. Kebanyakan dosen hanya memberikan tugas online saja ke mahasiswanya dan mahasiswa merasa galau dan sulit dalam menyelesaikan tugas tersebut, karena tidak ada transfer ilmu langsung dari dosennya. Di masa kuliah daring ini banyak juga ditemukan dosen yang belum mampu menguasai aplikasi untuk belajar online.tentu hal ini sangat mempengaruhi susahnya mahasiswa dalam menerima penjelasan dosen.

Hal ini terjadi bukan karena kesalahan dosen, Pasalnya, perpindahan belajar tatap muka ke sistem daring begitu mendadak, tanpa persiapan matang. Tidak di prediksi sebelumnya akan terjadi pandemi corona ini ,banyak dosen yang belum siap dengan kuliah daring ini, kreativitas dosen sangat diperlukan dalam pembelajaran agar kuliah daring ini berjalan dengan efektif, sehingga mahasiswa bisa memahami materi yang disampaikan.

Faktor mahasiswanya,Selain dosen, mahasiswa juga sangat menentukan suatu pembelajaran itu akan aktif atau tidak. Di masa pandemi ini cukup banyak hambatan yang dilalui mahasiswa, mulai dari alat untuk perkuliahan daring serta akses internet. Tidak semua mahasiswa mempunyai alat seperti laptop, handphone (hp) untuk melakukan kuliah daring, tentu hal ini harus dipikirkan juga oleh pihak kampus.

Selain itu mahasiswa juga banyak mengeluh akan kouta internet yang tidak cukup untuk kuliah online, Banyak mahasiswa yang tidak sanggup membeli kouta internet karena efek dampak corona di sektor ekonomi, dan tidak sedikit mahasiswa yang tinggal di pedalaman mereka susah mencari jaringan seperti contohnya mahasiswa Nagan Raya yang berasal dari Kecamatan Beutong Ateuh,mereka harus naik ke gunung untuk mendapatkan jaringan internet.

Tetapi di balik itu semua banyak juga mahasiswa memanfaat keadaan ini dengan berbagai modus mereka, ada yang beralasan tidak ada jaringan di daerah nya padahal tinggalnya di kota, ada juga yang mengaku tidak ada kouta internet padahal live di instagram setiap hari, ada yang beralasan tidak ada HP dan laptop ,dan banyak lagi modus mahasiswa.

Ketiga. Faktor kampus. kebijakan kampus sangat mempengaruhi efektifitas perkuliahan daring ini. Dalam menghadapi hal ini banyak kampus yang telah mengambil berbagai kebijakan seperti memberi kouta gratis kepada mahasiswanya. Akan tetapi kouta yang diberikan belum mencukupi untuk perkuliahan online, apalagi ketika perkuliahan melalui video conference satu mata kuliah kadang menghabiskan sampai 1GB bahkan lebih. Bayangkan jika semua mata kuliah berlangsung pembelajaran dengan video conference semua, tentu hal ini tidak cukup dengan kouta yang diberikan kampus.

Kondisi yang diharapkan dalam kuliah daring kampus harus mempersiapkan dengan matang dosen-dosen yang akan mengajar dengan cara daring, supaya mahasiswa mampu menerima transfer ilmu dengan baik dengan lancar. Kampus harus membuat kebijakan supaya semua mahasiswa bisa mengikuti perkuliahan online. Menurut saya sudah waktunya kampus mempersiapkan perkuliahan secara daring yang lebih efektif, menyenangkan dengan membuat pembelajaran yang aktif, karena kedepannya kita tidak tau apa yang terjadi dengan dunia ini..

Pandemi COVID-19 ini merupakan musibah kita bersama seharusnya dosen dan mahasiswa harus menghadapi masa perkuliah daring ini dengan baik,dosen harus berusaha semaksimal mungkin dalam mewujudkan perkuliahan daring yang lebih efektif kedepannya dan mahasiswa harus memahami keadaan pandemi ini. jangan ada pihak yang memanfaatkan pandemi COVID-19 ini. Semuanya harus bertanggung jawab atas semua ini tidak hanya dosen, mahasiswa, tapi semuanya.