Oleh : Ustazah. ARFIYATI ROHANA
“Qalbun salim adalah hati yang memiliki spiritualitas sangat tinggi sehingga sangat peka terhadap Asma Allah dan bacaan ayat-ayat al-Qur’an,”
Manusia di ciptakan untuk melakukan tugas Beribadah kepada Allah S,W,T. Sebagai khalifah di muka bumi Untuk melaksanakan tugasnya itu manusia harus di bekali dengan Qolbun Salim dalam [Q.S, Asy- Syu’ara ayat 87-89]
‘’ Dan janganlah engkau hinakan aku pada hari mereka di bangkitkan, [87]. Yaitu di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna,[88]. Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih [Qolbun Salim]’’.[ Q,S.Asy-Syu’ara, 87-89]
Ciri-ciri Qolbun Salim ;
Bila beribadah penuh dengan kemauan.
Contoh; tidak merasa cukup dengam sholat wajib saja, akan tetapi ada kemauan untuk melaksanakan yang sunnah juga.
Hatinya selalu rela dan ridho dalam menerima semua ketetapan Allah swt.
Hatinya terbebas dari segala jenis kesyirikan.
Hatinya senang untuk bersholawat dan menyebut asmaul husnah, Ketika beraktivitas sehari-hari. Membaca do’a kanzul arsy utuk memminta cahaya kepada Allah. Biasa nya di baca sesudah sholat malam, yang di maksud dengan cahaya di sini adalah Qolbun Salim.
Hatinya di penuhi keikhlasan. Hati itu lebih bergejolak di bandingkan dengan air mendidih ia bergejolak terus hampir tiada jeda maka dari karna itu di butuhkan hati yang ikhlas dan di dasari dengan Qolbun Salim.
Hatinya tidak mudah ceroboh, orang-orang yang mempunyai hati yang tidak mudah ceroboh akan selalu rishi bila ada hal-hal yang sifatnya ceroboh/kurang tepat. Misal; musim corona di minta memakai masker, bila orang yang ceroboh akan mengabaikan masker di saat keluar rumah. Tapi orang yang tidak ceroboh akan mematuhi protokol Kesehatan dari pemerintah.
Hatinya selalu semangat untuk melakukan kebaikan, contoh; rajin mengikuti pengajian online maupun offline, gemar bersedekah,dsb.
Hatinya terbebas dari semua penyakit. Iri, dengki, hasud, bangga diri dan sombong.
Setiap hati terdiri dari dua yakni; Hati yang kotor dan hati yang bersih yang selalu taat kepada perintah Allah. Bila tidak berhati-hati dan tidak rajin membersihkan hati maka hati yang putih akan menjadi hitam. Oleh karna itu kita senang tiasa harus rajin berdo’a untuk menghilangkan semua sifat-sifat buruk agar hati hitam berubah menjadi putih.
Cara memperbaiki hati yang belum bersih;
Memperbaiki syahadatain. Konsekuesi dari syahadat adalah tidak pernah merasa cukup untuk melakukan hal-hal yang biasa tetapi harus siap bermar ma’ruf nahi mungkar.
Menjauhi semua perbuatan dosa agar hati bercahaya.
Beribadah dengan tafakkur dan tadabbur, selalu meminta kepada Allah supaya hati khusu beribadah.
Banyak berdo’a untuk mendapatkan cahaya Allah. Berdo’a dengan perasaan beribadah bukan hanya sebatas keinginan semata.
Karena iman turun bila banyak amalan-amalan ynag di tinggalkan. “Semoga hati kita senantiasa diberikan pencerahan dan bersih dalam menghadapi segala kemungkaran yang ada di hadapan kita. Aamiin,”