Oleh : Irwan
Mahasiswa Ilmu Politik UIN-AR-Raniry & Siswa Sekolah Kita Menulis
Menjalang pesta Demokrasi pemilihan kepala daerah Aceh tahun 2022. Peran mahasiswa patut dijadikan sebagai Agen Kewarasan Kekuasaan. Seperti yang kita ketahui, peran mahasiswa dalam menjalankan atau mengawal perpolitikan yang ada di Aceh ini sanggatlah berpengaruh.
Tercatat peran Mahasiswa di Aceh sudah pernah membuat sejarah baru, yang dimana pada tahun 1999 para mahasiswa telah mampu meramaikan sebuah pergerakan yang dikenal sebagai pergerakan Referendum antara Aceh dengan Republik Indonesia dan sejarah yang kedua telah tercatat Demo PT EMM pada tahun 2019 yang merupakan demo terbesar ke dua yang pernah ada terjadi di Aceh, yang dimotori oleh para mahasiswa seluruh Aceh.
Namun dengan sudah dibuatnya sejarah oleh para mahasiswa terdahulu, mahasiswa sekarang seakan-akan hanya bisa bangga dengan adanya sejarah-sejarah yang sudah ada, mereka seolah-olah ikut dalam perjuangan tersebut.
Pudarnya nilai Kritis Mahasiswa
Saat ini nilai kritis mahasiswa sudah mulai pudar, dikarenakan terjadinya koalisi antara para penguasa dengan para mahasiswa, sehingga nilai kritis untuk mengawal kebijakan- kebijakan yang dibuat oleh para penguasa sudah mulai melemah tanpa pengawalan yang ketat.
Namun sangat disayangkan saat ini mahasiswa telah berkoalisi kepada para penguasa, bagaimana mereka menciptakan kebijakan-kebijakan yang menyimpang Kebenaran atau menyimpang pada konstitusi bernegara. Mahasiswa saat ini telah kehilangan jati diri, mahasiswa saat ini telah kehilangan identitasnya sebagaimana layaknya seorang mahasiswa para kaum-kaum yang berintelektual.
Saat ini mahasiswa tak lagi berpikir bagaimana menjadikan Ilmu pengetahuannya untuk membebaskan dari cengkeraman kolonialisme, kapitalisme, dan dari cengkeraman para liberalisme. Namun pada saat ini mahasiswa seakan-akan tenggelam, mahasiswa saat ini sudah tidak lagi memiliki suara yang lantang, mahasiswa saat ini hanya bisa bangga akan sejarah yang diperbuat oleh para mahasiswa terdahulu.
Di era Milenial ini. Yang dimana zaman 4.0, teknologi telah merasuki ke jiwa para mahasiswa, sehingga membuat mereka lupa akan hakikatnya sebagai agen perubahan, sehingga ada beberapa mereka dijadikan sebagai mesin yang di kontrol oleh para tuan-tuannya yang ada di bangku kekuasaan.
Mahasiswa Aceh perlu ingat kembali sejarah Referendum dan sejarah Demo PT EEM yang telah digagas dan diperjuangkan oleh para mahasiswa yang terdahulu tak akan terulang kembali. Apabila ketika mahasiswa masih berbicara hanya individual dan hanya berbicara kepentingan kelompok semata.
Untuk para penguasa, jangan jadikan kelompok- kelompok mahasiswa kecil itu untuk mencari sesuap nasi atau mencari kelebihan- kelebihan pekerjaan, tetapi jadikanlah kelompok-kelompok mahasiswa tersebut menjadi kelompok menciptakan program-program kerja yang saat ini harus ditawarkan kepada pihak para penguasa, menjelang pertarungan politik Pilkada Aceh tahun 2022.
Namun saya melihat kembali di kalangan kampus Aceh, kampus saat ini telah mendidikan mahasiswa dengan sistem liberalisme, pendidikan yang telah diterapkan oleh para penguasa. Sehingga menjadikan kampus sebagai wadah untuk menciptakan budak-budak setia bagi perusahaan-perusahaan orang asing, menjadikan kampus sebagai wadah untuk mengecam para mahasiswa supaya tidak lagi melihat penderitaan rakyatnya, dan menjadikan kampus untuk mengodok mahasiswa menjadi monster menakutkan bagi kehidupan sosial.
Hakikat Mahasiswa
Mahasiswa merupakan cikal bakal sebuah tatanan majunya suatu bangsa. Ini karena mahasiswa memiliki kemampuan kompleks yang dapat memberikan sumbangsihnya bagi masyarakat pada lingkup mikro dan bangsa dalam lingkup makro baik dari pemikiran maupun tingkah laku. Mahasiswa juga mempunyai peranan vital dalam setiap sektor kehidupan. Namun semua hal itu tidak semata-mata disematkan kepada mereka. Beban berat yang disematkan di pundak mereka membutuhkan wawasan yang luas dan usaha yang tidak pantang menyerah untuk dapat mengangkatnya.
Sebagai agen perubahan (AGEN OF CHANGE), mahasiswa dituntut bersifat kritis. Diperlukan implementasi yang nyata. Harapan tinggi suatu bangsa terhadap mahasiswa adalah menjadi generasi penerus yang memiliki loyalitas tinggi terhadap kemajuan bangsa.
Sebagai kekuatan moral bagi masyarakat akan memandang tingkah laku mahasiswa, perkataan, cara berpakaian, cara bersikap, dan sebagainya yang berhubungan dengan moral sebagai acuan dasar mereka dalam berperilaku. mahasiswa harus di tuntut ke intelektualkannya dalam kekuatan moralnya di masyarakat.
Sebagai kontrol sosial, Masyarakat sebagai sekumpulan populasi dengan beragam karakter. Banyak sekali aspek sosial yang harus dipenuhi agar tidak terjadi ketimpangan yang rentan memicu konflik. Jika kondisinya berlawanan, maka dapat dipastikan adanya konflik kecil yang bisa timbul di mahasiswa maupun masyarakat. Di sinilah peran mahasiswa. Kontrol dari kondisi – kondisi sosial merupakan implementasi nyata mahasiswa untuk bersinggungan langsung dengan masyarakat. Memanfaatkan media sangat atraktif bila diterapkan. Jika menyadari peran dalam masyarakat sewajarnya mahasiswa menjadi harapan masyarakat dan bukan sekadar penganut hedonistik.
mahasiswa diharapkan menjadi manusia-manusia tangguh yang memiliki kemampuan dan akhlak mulia yang nantinya dapat menggantikan generasi-generasi sebelumnya. Intinya mahasiswa merupakan aset, cadangan, harapan bangsa untuk masa depan. Tak dapat dipungkiri bahwa seluruh organisasi yang ada akan bersifat mengalir, yaitu ditandai dengan pergantian kekuasaan dari golongan tua ke golongan muda, oleh karena itu kaderisasi harus dilakukan terus-menerus. Dunia kampus dan kemahasiswaannya merupakan momentum kaderisasi yang sangat sayang bila tidak dimanfaatkan bagi mereka yang memiliki kesempatan.
Salam saya kepada mahasiswa yang telah berkoalisi kepada penguasa, kembalilah kepada fitrah kalian sebagaimana mahasiswa yang selalu ada di landasan kebenaran, kembalilah bagaimana mahasiswa menaati peraturan-peraturan yang telah menyimpang kepada Asas-asas hukum yang telah berlaku di negara.
Kembalilah dan sadarlah dari pada keterpurukan, kembalilah kepada masyarakat, dan kembalilah kepada buku-buku yang telah kalian tinggalkan. Sehingga terciptanya gagasan baru dikarenakan ide-ide dari para mahasiswa untuk Aceh yang lebih sejahtera.
Hari ini menjelang dari pada pesta demokrasi pemilihan kepala daerah Aceh tahun 2022. Mahasiswa harus memiliki peran aktif, penting, dan strategis untuk bagaimana menyadarkan para masyarakat supaya memilih pemimpin yang tepat, pemimpin yang dimana amanah dalam menjalankan masa jabatan dalam bangku kekuasaan, dan memilih wakil rakyat yang bukan hanya menebarkan janji saja, tetapi bagaimana pemimpin bisa mampu untuk menghadirkan solusi yang baik dan lebih mengutamakan kesejahteraan masyarakat Aceh.