Notification

×

iklan dekstop

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Lupa Versus Ingat

Sabtu, 04 Juli 2020 | Juli 04, 2020 WIB Last Updated 2020-07-03T23:33:19Z


Oleh :   DR.Hamdan,MA

Otak manusia adalah sesuatu yang sangat unik  bagaikan sebuah mesin raksasa yang  paling unik dan perangkat paling komplek di dunia, mepunyai  milyaran sel yang memiliki fungsi  dan perannya yang spesifik, dimana satu dengan  yang lainnya saling keterkaitan, yang mana sebagian fungsinya adalah mampu mengontrol diri manusia tersebut.

Otak adalah  bagian tubuh  manusia yang sangat unik dan sangat misterius yang  tidak membuat jemu dan kehabisan bahan penelitian para  ilmuan mengenai  keunikan dan kemisteriusan otak ini, setiap penelitian yang di lakukan oleh ilmuan semakin menambah khazanah pengetahuan manusia terhadap rahasia yang di kandungoleh otak manusia tersebut.

Sebagai suatu yang menyimpan memori, otak manusia  dengan kapasitas yang tidak terbatas tidak ada hardisk komputer secanggih apapun yang mampu menyaingi kapasitas yang dimiliki oleh otak manusia, adalah suatu keanehan ketika seseorang yang memiliki otak yang normal  ketika  di tantang untuk mempelajari suatu materi pelajaran tertentu mengucapkan kata-kata yang merendahkan memori otaknya dengan mengatakan otak saya tidak mampu lagi memahami, mempelajari dan menguasai pelajaran sulit ini, disebabkan otak saya sudah penuh, padahal  diakui bahwa siapapun ilmuan besar di dunia tidak ada yang mampu mengoptimalkan kapasitas otak mereka. 

Menurut para ilmuan para  ilmuan besar dunia hanya mampu mengoptimalkan beberapa persen saja dari kemapuan otaknya, kita bisa membayangkan bagaimana  jika seseorang mampu  mengoptimalkan separuh saja kemampuan otaknya otaknya, bukankah  seorang yang  dapat melakukannya dapat digelari    ensiklofedi berjalan.

Di antara  hasil penelitian kelebihan otak manusia sebagai  penyimpan memori, dapat kita baca dari buku Abdul Daem Al-kahel dala  bukunya ”berbagi pengalaman menjadi hafizh quran” dalam bukunya tersebut beliau menjelaskan mengenai  bahwa otak manusia  bukan saja mampu menyerap informasi  dalam keadaan sadar, ketika  tidur otak manusia masih bisa menyerap imformasi, sehingga dari penemuan tersebut beliau mengembangkan metode menghapal Al-Quran dalam keadaan tidur,   di mana  beliau menyebut menghapal Al-Quran tanpa sengaja, disebabkan  setiap kali hendak tidur di malam hari dia menghidupkan audio tilawah yang akan dihapal besok harinya, pada pagi harinya beliau mampu menghapal ayat yang akan dihapalnya tersebut dengan sangat mudah.

Kerja otak mengingat adalah salah satu objek kerja yang sangat penting dalam kehidupan manusia, sehingga menjadi kajian yang sangat penting dalam kajian ilmu psikologi pendidikan, disebabkan  dalam proses pencarian ilmu pengetahuan mengingat yang sudah dipelajari adalah salah satu yang sangat penting dilakukan oleh seorang yang menuntut ilmu pengetahuan, adalah salah satu musibah besar yang ada dalam setiap pelajar pelajar jika tidak mampu mengingat materi pelajaran yang dipelajarinya, sehingga banyak pengetahuan, kiat-kiat yang dibuat oleh ilmuan dalam ikhtiar meningkatkan daya mengingat serta mengurangi  penyakit lupa.
Lupa  adalah lawan kata’’ ingat ’’ secara sederhana  mengingat  adalah kemampuan untuk menyimpan informasi sehingga dapat digunakan lagi dimasa yang yang akan datang, ataupun kemapuan kejiwaan untuk memasukkan, menyimpan serta  menimbulkan suatu inpormasi sebelumnya; sedangkan lupa adalah secara sederhana adalah hilangnya kemampuan mengingat  ataupun memproduksi kembali  apa-apa yang sudah dipelajari dan diketahui.

Namun kata ingat mengingat  dan juga kata lupa  dan melupakan  jika dalam konteks psikologi pendidikan, jika  ingat dan mengingat  adalah sesuatu yang positif sedangkan kata lupa adalah  adalah sesuatu yang negatif;  namun  jika kita menggunakan kata tersebut dalam konteks yang lebih luas tentunya mempunyai pengertian yang sangat luas dan mempunyai pemahaman yang beragam.

Dalam konteks tersebut ternyata lupa dan melupakan bukan selalu konotasinya negatif bahkan terkadang  positif,  bahkan kata sebagian orang memiliki sifat pelupa kadang-kadang diperlukan bahkan dalam konteks pemahaman keagamaan kita,  namun di sisi lain mengarah  konotasi yang negatif  begitu juga dengan kata ingat mengingat, ternyata lupa dan melupakan terkadang sangat diperlukan misalnya  adalah  dalam diri manusia begitu banyak informasi-informasi  dan pengetahuan yang terkadang informasi tersebut banyak yang  berbentuk menyesatkan dan bersumber dari  sumber yang tidak benar,  informasi dan pengetahuan tersebut sebaiknya dibuang dan juga dilupakan saja,  sebab  hal tersebut mampu dan bisa mengotori memori dan juga kejiwaan kita. Ataupun bagaimana jadinya psikis kita seandainya   kita selalu tidak mampu  melupakan  kenangan-kenangan yang tidak baik dan juga pengalaman yang kotor bukankah hal tersebut adalah sesuatu yang tidak terpuji.

Dalam konteks yang lainnya seseorang dianjurkan agar melupakan kebaikan yang dilakukan  dan mengingat dosa-dosa yang dilakukan, sebab dengan melupakan kebaikan-kebaikan yang dilakukan  seperti shalat, puasa, zakat dan lainnya dan mengingat  dosa-dosa yang telah dilakukan, maka seseorang akan terhindar dari  sifat  yang tecela, yaitu merasa  telah  beramal kebaikan dan tidak pernah melakukan kejahatan padahal segala kebaikan yang dilakukan oleh seseorang belum tentu tercatat sebagai kebaikan sedangkan jika melakukan keburukan sudah jelas tercatat suatu keburukan,  dalam kajian ulama salah satu indikasi orang yang bahagia adalah melupakan kebaikan yang dilakukan dan mengingat keburukan yang pernah dilakukan sebesar  apapun kebaikan tersebut ataupun sekecil apapun keburukan tersebut.

Namun bagaimana jadinya manusia yang lupa diri, bukankah hal tersebut sangat tercela, ungkapan ‘’lupa diri’’ adalah ungkapan konotatif, bukan orang yang mengalami penyakit amnesia namun orang yang lupa diri dijelaskan sebagai orang yang melupakan sisi kemanusiaanya bukankah manusia  harus memahai dirinya sebagai  makhluk yang  memiliki akal yang harus mempertimbangkan baik buruk ketika berprilaku, ketika seseorang berprilaku seperti hewan maka berarti orang tersebut dikatakan lupa diri.

Dalam konteks pemahaman  Al-Quran Allah menjelaskan bahwa ketika seorang muslim melupakan Allah maka pada hakikatnya  dia  telah melupakan diri mereka sendiri, melupakan Allah berarti ketika seseorang tersebut melupakan diri mereka sebagai makhluk dan seorang hamba, dan melupakan Allah sebagai tuhan yang wajib disembah dengan segala kewajiban yang mesti ditinggalkan dan dikerjakan.

Bahkan dala ajaran agama Islam sangat dianjurkan untuk mengingat Allah yang diistilahkan dengan zikr, baik zikir khusus  seperti  mengucapkan  tasbih, tahmid, takbir, tahlil dan lainnnya ataupun segala aktifitas ibadah lainnya dalam rangka mengingat kekuasaan dan zat Allah, Allah akan memberikan beragam kebaikan dari ibadah tersebut bagi yang melakukannya, namun segala keburukan akan diberikan kepada orang yang melupakan  aktifitas ibadah tersebut.

Bahkan Islam sangat membenci seseorang yang ketika mendapatkan kesulitan dia berjanji kepada Allah dalam bentuk nazar kemudian setelah Allah melepaskan kesulitannya dia melupakan nazarnya tersebut kepada Allah, begitu juga dengan janji-janiji yang sudah diucapkan kepada manusia lainnya, adalah satu kehinaan jika dengan mudahnya melupakan janji-janji kepada  manusia.

Siapapun dipastikan akan membenci Seorang anggota legislatif ataupun pemimpin ketika sebelum  terpilih menjadi pemimpin dengan mudahnya akan mengucapkan janji akan memberikan kemudahan kepada rakyatnya jika seandainya terpilih,namun setelah terpilih seolah-olah mengalami penyakit amnesia yang akut, kendatipun  sifat pelupa tersebut,datangnya sangattiba-tiba,apakah lupa ataupun pura-pura lupa sesuatu yang sangat tipis perbedaannya.
Ternyata lupa dan melupakan ataupun ingat ataupun mengingat bukan saja terjadi disebabkan oleh tingkat intelegensi yang rendah, akan tetapi dalam konteks yang lebih luas bisa saja disebabkan rendahnya rasa kemanusiaan dan tingkat keimanan yang ada dalam diri seseorang.

*Penulis Adalah Dosen IAIN Takengon.s