Oleh Gebrina Riski
Siswa Sekolah Kita Menulis & Mahasiswa Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, Melaporkan dari Banda Aceh
Mendapat kesempatan menjadi wartawan merupakan kesempatan yang tidak semua orang mampu mendapatkannya, rasa syukur atas kesempatan ini terus saya manfaatkan sebagai peluang untuk terus berlatih menjadi wartawan meski hanya sebagia wartawan pemula. Kesempatan menjadi wartawan pemula ini saya dapatkan Ketika saya bertemu dengan salah satu praktisi media saat saya mendapat tugas membuat opini di kampus.
Pada hari itu pertama kali saya melatih tangan ini untuk merangkai kata perkata sehingga tersusun indah menjadi kalimat perkalimat, kondisi seperti ini tentunys saya sangat berterima kasih kepada dosen saya yang telah memberikan tugas waktu itu yang secara tidak langsung memberikan peluang kepada saya untuk menggeluti dunia wartawan meski masi sebagaia kategori sebagai wartawan pemula.
Pada suatu waktu saya juga berkesempatan diberikan tanggung jawab oleh seorang manager salah satu media berita online di Aceh yang secara langsung menghubungi saya sekaligus merekomendasikan untuk bergabung menjadi salah satu wartawan di media tersebut. Tanggung jawab dan tugas ini saya terima karena saya sangat bersemangat untuk menelusuri dunia wartawan.
Bagi saya menjadi wartawan pasti akan menggiring saya untuk melihat bagaimana industri media mengemas informasi republik ini. Setelah beberapa hari saya menggeluti dunia wartawan ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Tantangan demi tantangan yang saya lewati, rupanya sungguh melelahkan, namun terkadang menyenangkan. Melelahkan karena saya perlu banyak membaca dan berlatih menulis untuk meningkatkan kemampuan menjadi wartawan. Dan menyenangkan karena saya di kenal oleh banyak orang dan mengetahui secara cepat informasi terkait problema negeri ini.
Tantangam lainnya juga saya dapat dari image sosial karena posisi saya sebagai perempuan seperti kurang diterima oleh lingkungan sekitar. Namun demikian, alhamdulillah orang tua saya, terutama ayah saya selalu mendukung setiap kegiatan positif yang saya lakukan. Motivasi dari keluarga yang saya alami ini tentunya menjadi modal besar bagi saya untuk melanjutkan niat sebagai wartawan dengan terlebih dahulu sebagai wartawan pemula.
Liku-liku menjadi wartawan pemula yang saya alami beberapa di antaranya adalah Menyusun waktu yang tidak terduga menjadi prioritas baru bagi saya seorang wartawan pemula. Belum lagi persoalan citra seorang wartawan pemula di media online saat ini masih dipandang sebelah mata. Hal ini dikarenakan banyak wartawan media online terkesan hanya sekedar finansial. Padahal tidak semua wartawan media berita online seperti anggapan di atas.
Padahal, atas nama wartawan semestinya harus mematuhi aturan atau kode etik jurnalistik yang telah di atur oleh negara.Namun demikian saya juga tidak menyalahkan anggapan yang menyatakan bahwa wartawan berita online ada yang semata mata mengejar manfaat finansial. Wartawan-wartawan seperti itulah yang mencoreng nama baik wartawan di negeri ini.
Hal lain yang memicu merendahkan nama baik wartwan juga disinyalir oleh mudahnya para wartawan gadungan untuk mendapatkan kartu wartawan. Padahal tidak semua jurnalis melakukan hal yang sedemikian, hanya saja oknum yang melakukannya. Dari fenomena sosial seperti ini terkadang rasa kurang percaya diri hinggap pada diri saya, dan menjadi permasalahan yang tiba tiba masuk sebagai kategori tantangan yang dominan saya alami.
Karena faktor dukungan keluarga dan teman yang selalu memberikan motivasi kepada semua kegiatan positif yang saya lakukan ini, tentunya membuat saya terus semangat meningkatkan kemampuan diri saya agar menjadi wartawan sejati. Motivasi-motivasi yang saya alami secara tidak langsung mendorong saya terus bergelut di lapangan dengan kapasitas pemula saya , dibantu oleh salah satu tim rekan lainnya, saya mencoba memberanikan diri untuk meliput berita yang di rekomendasikan untuk saya liput.
Pada saat membuat berita tentu saya sebagai wartawan pemula mengalami kendala, dimana posisi saya biasanya membuat makalah tugas kampus, maklum saya sekarang juga sedang berprofesi sebagai mahasiswa, kemudian di balik profesi itu saya juga dituntut harus mampu membuat berita bagi publik. Sebagai wartawan pemula, sebut saja belum begitu mahir dalam membuat berita atau cara meliput berita, namun bagi saya tidak berkecil hati dan tidak berputus asa untuk terus berjuang untuk menjadi wartawan sejati.
Memahami apa yang saya lakoni ini, terkadang membuat saya berfikir untuk menghubungi orang lain yang saya anggap mampu di bidang ini, saat ada kendala orang tersebut dapat membimbing saya dalam mengerjakan tanggung jawab dan tugas saya sebagai wartawan pemula. Sambil berlatih saya tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan dengan membuang buang waktu tanpa berlatih dan belajar dimana pun dan kapan pun soal profesi wartawan.
Terkadang saya membuat berita hingga larut malam,dengan penuh semangat saya tak terbebani dengan hal itu, dan kalua pun merasa Lelah di malam haru langsung beristirahat, lelap dengan nyenyak. Keesokan paginya, saya didampingi oleh salah satu penulis populer yang tidak saya sebutkan namanya, namun dialah yang sering mendorong saya untuk semangat dan percaya diri dalam mebuat berita, dan berita sering selesai saya muat atas bimbingan penulis populer tersebut.
Terkadang rasa kecewa juga ada, karena ada beberapa berita yang tidak di muat di berita, rasa sedih dan merasa tidak pantas pun muncul di benak saya waktu itu, namun seketika itupula saya berusahan untuk memotivasidiri saya agar tidak down.
Setelah itu, rasa pantang menyerah pun tetap menjadi moto hidup saya, motivasi dan ilmu baru setiap hari harus saya asah dengan membaca dan berlatih menulis, biasanya saya meningkatkan kualitas tulisan saya dengan bergabung di sekolah kita menuls yang digagas oleh pengamat agama dan politik yang bernama Zulfata. Dalam hal melatih kemampuan menjadi wartawan biasanya saya melakukan diskusi dengan para wartawan senior yang saya kenal.
Suatu hari dengan penuh percaya diri saya mengunjungi beberapa kantor dinas di pemerintah kota Banda Aceh guna mendapat informasi sebagai bahan atau materi yang ingin saya publikasikan ke publik, dan akhirnya berita yang saya buat pada hari itu dimuat dan dibaca oleh publik, pada waktu itu pula saya merasa senang, seakan segala tantangan dan rintangan yang saya alami sirna seketika. Melalui reportase pengalaman saya ini, semoga dapat dijadikan pembelajaran bagi wartawan pemula lainnya, dan senantiasa bagi para wartawan senior lainnya terus mendorong atau berbagi pengalaman kepada wartawan pemula, sebab wartawan pemula hari ini akan menjadi wartawan senior di kemudian hari.