Notification

×

iklan dekstop

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Mengadili Penguasa VS Rakyat Jelata

Senin, 22 Juni 2020 | Juni 22, 2020 WIB Last Updated 2020-06-22T07:48:33Z

Oleh : Sawalina Fitri
Mahasiswa hukum keluarga, fakultas syari'ah dan hukum, universitas Islam negeri Ar-Raniry Banda Aceh.


           Keadilan tidak berpihak pada atasan atau bawahan, tetapi berpihak kepada kebenaran. Keadilan tidak condong kepada rakyat ataukah aparat, tetapi berpihak kepada siapa yang memang mempunyai hak.

Pembangunan dalam segi apapun hendaknya dijalankan melalui proses kemanusiaan yang dihindarkan dari kezaliman. Tidak ada argumentasi apa pun bahwa demi alasan pembangunan penguasa dapat bertindak zalim terhadap rakyat pemegang kebenaran. Bahkan, pembangunan tempat ibadah atau fasilitas umum pun hendaknya dibangun melalui proses yang berkeadilan.

Pemanfaatan aset pribadi untuk kepentingan pembangunan (fasilitas umum), kendati diserahkan dengan rela, hendaknya ditukar dengan ganti untung dan bukan ganti rugi. Karena sistem ganti rugi hakekatnya langkah awal dari sebuah kekuasaan tirani.

Pembangunan bila dilakukan tanpa melalui proses paksaan apalagi merugikan, pada akhirnya akan mendapatkan dukungan rakyat dengan kerelaan.

Singkat kata, pembangunan tanpa dukungan keridhoan dari rakyatnya, akan menjadi sangat minim kemanfaatannya. Bahkan jika rakyat sakit hati akibat tindakan tirani, justru memiliki implikasi yang sangat ngeri. 

Nabi Muhammad SAW pernah mengingatkan, bahwa doanya orang tertindas amat sangat keramat. Sebab, doa orang tertindas memang tidak memiliki dinding pembatas untuk langsung diterima tuhan, bahkan untuk dikabulkan.

Oleh karena itu penguasa perlu adil dalam membangun. Karena, keadilan sangat dekat dengan ketakwaan. Fa'diluu, fainnahu huwa aqrabu littaqwa. Apalagi kata nabi, doa pemimpin yang adil, sama mujarabnya dengan doa rakyat tertindas.

Namun, antara pemimpin yang adil dan rakyat tertindas tak bakal muncul dalam waktu dan tempat yang sama, karena pemimpin yang adil pasti tak akan menindas, dan oleh karena nya tidak ada rakyat yang tertindas.

Sudahkah negara kita memiliki pemimpin yang adil dan bijaksana?
apakah masih ada rakyat yang tertindas? Atau mungkin sudah menjadi rakyat yang sejahtera?
Apakah negara kita sudah menjadi negara yang tentram nyaman, dan memiliki keadilan, yang sudah sejahtera dan damai?
Tanyakan pada rumput yang bergoyang, sebab jika bertanya pada orang jawaban nya pasti aku tak tau, karna tak mau tau, dan tak perna ingin tau.

Hilangkan sikap acuh tak acuh dari diri kita, bukalah mata lebar-lebar, tatap tajam kedepan, cari, gali, dan dapatkan informasi apa yang sedang terjadi hari ini. Bukan diam termenung, meratapi nasip negeri ini yang semakin jatuh kebawah. 

Bukan karna kita rakyat kita tidak bisa memimpin, bukan karna kita rakyat kita hanya bisa diam saja. Katakan apa yang harus dikatakan, cegah apa yang seharusnya tidak terjadi, lakukan apa yang seharusnya benar dan harus di lakukan.