Oleh: Novita Sarwani*
Di tahun 2020 ini kita semua dikejutkan dengan penyakit yang percaya tidak percaya akan keberadaannya yaitu sering dibilang dengan sebutan virus corona atau covid-19. Tidak asing lagi diseluruh negara-negara yang maju hingga negara yang berkembang, virus ini meraja lela dan banyak menelan korban jiwa.
Tidak hanya itu wabah covid-19 ini juga mengharuskan sekolah diliburkan sehingga mengakibatkan pengurangan penghasilan dari para pekerja kecil-kecilan. Yang dimaksud pekerja kecil-kecilan seperti; toko buku, toko percetakan/photo coppy dan tempat-tempat makan. Dengan diliburkan sekolah maka berkuranglah pelanggan mereka sehingga mengakibatkan penurunan pada penghasilan.
Sementara sebagian pemilik toko masih membayar sewa tempat toko mereka. Sehinga pemilik toko/tempat usaha harus memecat/PHK karyawan-karyawan yang berkerja, karena mereka tidak mampu membayar gaji karyawan dengan nilai normal dan dengan cara pemtongan gaji juga mengakibatkan penghasilan berkurang. Pengeluaran lebih besar dari pemasukan itu yang pemilik toko/ tempat usaha katakan.
Dengan melakukan pemecatan pada para karyawan tersebut membuat semakin banyaknya pengganguran akibat wabah covid-19 ini. Membuat masyarakat yang mulai menjadi pengganguran menjadi sulit mencari pekerjaan serta penghasilan untuk kehidupan mereka sehari-hari. Mereka menjadi susah juga untuk mencari penghasilan yang baru dikarenakan pekerjaan lain juga mengalami permasalahan seperti pekerjaan mereka sebelumnya.
Tingkat pengganguran khususnya di Indonesia sendiri itu semakin tinggi karena para pekerja yang sudah berhenti berkerja di tempat sebelumnya mereka mencari nafkah untuk keluarga sekarang menjadi pengganguran, serta para pengusaha juga mulai mengalami penurunan pada penghasilannya.
Di indonesia ini bukan hanya diliburkan sekolah, pemerintah juga melarang umasyarakat untuk mengadakan acara-acara yang membuat orang ramai-ramai. Di Aceh Tengah sebelum ada wabah covid-19 biasanya jika ada acara pernikahan, khitan, dan lain-lain masyarakat mengadakan hiburan seperti dipasangnya sebuah pelaminan dan hiburan keyboard dan masih banyak lagi.
Namun setelah datangnya wabah covid-19 ini tidak ada lagi hiburan-hiburan yang dilaksanakan dikalangan masyarakat. Hal ini juga berdampak bagi para pemilik pelaminan dan keyboard, karena tidak berjalannya alat-alat yang biasa mereka jadikan sebagai hiburan yang disewakan kepada siapa yang mengadakan acara resepsi pernikahan dan lainnya. Para pemilik serta karyawan pelaminan dan keyboard tersebut sangat mengeluh karena kehilanggan pekerjaan mereka.
Mereka seperti hilang arah untuk mencari nafkah bagi keluarganya. Tidak hanya membiayai keluarga sebagian dari mereka masih tinggal di rumah sewa dan tidak memiliki ladang atau sawah untuk mencari penghasilan.
Harapan semoga pulih kembali bumi ini supaya segala aktivitas yang kita lakukan tidak ada kendalanya, Amin...